Tulehu Negeri Sepak Bola
Bukan Soto dan Ketupat, Main Bola Jadi 'Jamuan' Lebaran di Tulehu
Di Desa Tulehu, Negeri Sepak Bola, ada 7 klub bola. Tiga diantaranya adalah klub turunan beda usia dari Tulehu Putra.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
Laporan jurnalis Tribun-Timur.com, Thamzil Thahir
AMBON, TRIBUN-TIMUR.COM - Di Desa Tulehu, Negeri Sepak Bola, ada 7 klub bola.
Tiga diantaranya adalah klub turunan beda usia dari Tulehu Putra.
Tulehu adalah ibu kota Kecamatan Salahutu, 1 dari 18 kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Saban habis ashar, liga cilik digelar hingga tahrir magrib. Itu tiap hari.
Di hari ketiga Ramadhan, ada liga sepak bola unik dan menantang.
Mainnya 2 jam jelang buka puasa.
Pesertanya harus sahur dan puasa.
Bukan soto dan ketupat, “jamuan” Lebarannya adalah main bola.
Pesertanya ‘Tulehu All Stars Legend' di lapangan Matawaru.
Lebaran adalah salah satu momen lapangan kamoung Matawaru di sisi tenggara Mapolsek Salahutuh, penuh dengan penonton.
Ada puluhan pemain sepak bola asal Tulehu yang mengukir sukses di luar, saban Lebaran kembali ke Tanah Tulehu.
Sebutlah misalnnya, pemain era 1980an hingga 2000-an.
Sebut saja Tony Tanamal, Hamsa Lesataluhu, Sammy Pieterz, Reynold Pieterz, Aji Lestaluhu, Ibrahim Lestaluhu, Chairil ‘Pace’ Anwar, Rachel Tuasalamony.
Dedi Umarella dan Imran Nahumarury, Sani Tawainella (43) dan Jacob Sihasale, Nicky Putiray dan saudaranya Rocky Putiray, adalah pemain yang ditempah di lapangan kampung Tulehu.
Baca juga: Di Tulehu Negeri Sepak Bola, Bayi 7 Hari Diakikah dengan Rumput Lapangan Bola