Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Layani Pelanggan dengan Cara Beda, Suami Sah Marah Besar hingga Nasib Penjual Jamu Berakhir Tragis

EN (47) meregang nyawa setelah dipukul menggunakan alat penumbuk ramuan jamu oleh suaminya, S (57).

Editor: Ansar
Kolase
Ilustrasi mengirim pesan diduga selingkuh (Ilustrasi Tribun Timur ( kiri)/Ilustrasi) 

Ketika kejadian sang anak tak mendapati S di rumah.

Pada pagi harinya, pukul 06.00 WIB, S ditemukan warga tak sadarkan diri di aliran sungai yang sedang kering.

Saat ditemukan S mengalami luka di bagian kepala.

"Pengakuan tersangka, dia terpeleset saat hendak mengambil air di sungai yang terletak sekitar 150 meter dari rumahnya itu," ujar Adhitya.

AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan S menghabisi nyawa EN karena sakit hati atas ucapan korban.

Satu hari sebelum kejadian, S menyalakan pompa air untuk bersiap menunaikan shalat magrib.

Saat itu S lupa mematikannya kembali sehingga air luber dari penampungannya.

EN kemudian mengomel, bahkan sampai S sedang shalat magrib.

"S mengaku cacian korban pada sore harinya itu membuat dirinya sakit hati. Sehingga waktu terbangun dini harinya tersangka teringat lagi kejadian itu," katanya.

S mengaku kejadian itu hanya salah satu dari akumulasi kekesalannya pada EN.

Ia sebenarnya sudah memendam lama emosi akibat tindakan EN.

Emosi S semakin menjadi setelah mengetahui EN memiliki pria idaman lain.

"Tersangka pisah ranjang dengan korban sudah 8 bulan dan mengetahui korban ada kedekatan hubungan dengan pria lain," ujarnya.

Menurut Adhitya, S sudah lama mengetahui bukti-bukti bahwa istrinya memiliki kekasih lain melalui percakapan mesra di WhatsApp, foto-foto mesra, serta buku harian yang ditulis istrinya.

S mengatakan EN sering kali pergi ke Surabaya untuk bertemu pria lain.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved