Kisah Serti, Anak Petani Biayai Sekolahnya Lewat Usaha Kain Tenun Toraja

"Orang tuaku petani. Jadi saya belajar menenun untuk biayai sekolah," ucapnya.

"Puji Tuhan, saya sendiri biayai sekolahku sampai saat ini kelas tiga SMA," ungkapnya.

Serti mengatakan seringkali ingin bergabung dengan temannya untuk nongkrong.

Namun target menyelesaikan satu kain tenun untuk dijual harus terpenuhi. 

Serti juga tak ingin mengecewakan konsumennya.

Apalagi untuk mendapatkan konsumen masih sangat sulit baginya. 

"Kendalanya itu kak, masih susah konsumen," ucapnya.

Lebih lanjut Serti bercerita, di umurnya yang masih muda membuat konsumen kadang-kadang kurang percaya dengan kualitas kain yang dihasilkan. 

Tapi dengan keraguan itu, ia semakin termotivasi menciptakan kain dengan kualitas yang bagus.

Satu kain berukuran empat meter bisanya ia selesaikan selama dua pekan. 

Waktu penyelesaian ini sedikit lebih lama dari penenun biasanya.

Itu karena selain menenun, Serti juga harus menyempatkan waktu bersekolah dan belajar. 

"Mulai dapat pesanan waktu SMP kak, lalu saya beli benang sendiri, dengan alat tenun dipinjam dari tetangga,"

"Satu kain itu harganya Rp 400 ribu. Kalau banyak pesanan biasa saya lembur," ujarnya.

Serti memang tak seperti remaja lainnya.