Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ada Apa dengan Pesawat Kepresidenan? Alasan Presiden Jokowi Naik Garuda Indonesia ke Eropa

Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Eropa dan Timur Tengah selama sepekan.

Editor: Edi Sumardi
PLANESPOTTERS.NET/JACK LI
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 777-300ER PK-GIG yang dicarter untuk kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Eropa dan Timur Tengah selama sepekan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Eropa dan Timur Tengah selama sepekan.

Rombongan meninggalkan Tanah Air melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di Tangerang, Banten, Jumat (29/10/2021) dan akan kembali tiba di Tanah Air, Jumat (5/11/2021), pekan depan.

Negara pertama akan didatangi adalah Roma, Italia.

Di sana, Presiden Jokowi akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. 

Perjalanan Presiden Jokowi ke luar negeri kali ini sangat berbeda sebab tak menggunakan Pesawat Kepresidenan RI Boeing 737-800 Business Jet.

Negara memilih mencarter pesawat berbadan lebar dari maskapai Garuda Indonesia Boeing 777-300ER.

Maskapai Garuda Indonesia adalah maskapai milik negara yang kini terlilit utang Rp 70 triliun.

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan, keputusan mencarter pesawat Garuda Indonesia untuk perjalanan Presiden Jokowi ke tiga negara juga mempertimbangkan sisi efisiensi anggaran.

Sebab, semua rombongan, termasuk menteri yang harus hadir dalam undangan juga masuk dalam pesawat yang sama. 

“Tentunya penggunaan anggaran juga menjadi perhatian kami. Setelah kami hitung jauh lebih hemat dengan turut sertanya para menteri dalam rombongan ini, dibandingkan para menteri ini menggunakan pesawat komersial," ujar Heru dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/10/2021).

Dia mengungkapkan, total ada enam menteri yang ikut dalam pesawat ini, Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi; Menteri Keuangan, Sri Mulyani; Menteri BUMN, Erick Thohir; dan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung.

Akan tetapi, para menteri ini tidak semuanya bergabung sejak di Jakarta, karena adanya pertemuan yang harus diikuti sebelum bergabung dengan rombongan presiden.

“Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri misalnya, beliau harus berangkat terlebih dahulu ke Roma karena ada pertemuan tingkat menteri dan juga mempersiapkan kedatangan Presiden. Namun setelah itu, dari Roma menuju Glasgow, kemudian lanjut Abu Dhabi dan Dubai, Menlu akan bergabung terus,” jelas Heru mengatakan.

Penghematan lainnya adalah semua rombongan yang tergabung dalam tim pendahulu ke Abu Dhabi dan Dubai nantinya akan bergabung dalam satu pesawat tersebut saat kepulangan ke Tanah Air.

Sehingga, mereka tidak membeli tiket pesawat komersial untuk kembali ke Tanah Air.

Selain itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya di masa pandemi adalah karena diterapkannya aturan protokol kesehatan dalam penerbangan ke luar negeri ini.

“Ini penerbangan jarak jauh dan kita tahu Covid-19 ini masih ada, bahkan di Eropa terjadi peningkatan. Oleh karena itu Pak Sesmil (Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono) menerapkan aturan yang ketat di dalam penerbangan ini, seperti harus menggunakan masker dan antarpenumpang minimal berjarak satu kursi,” ucap Heru.

Adapun pesawat yang akan digunakan oleh presiden dan rombongan adalah bernomor registrasi PK-GIG dengan usia pesawat 7,2 tahun.

Selama digunakan presiden dan rombongan, pesawat yang dicarter dari Garuda Indonesia ini akan diberi lambang dan tulisan Republik Indonesia di badan pesawat.

Sebab secara protokoler, pesawat itu akan menjadi Pesawat Kepresidenan RI.

Sebagaimana diketahui, rangkaian perjalanan Presiden Jokowi ke luar negeri dimulai pada Jumat hari ini, dimulai dari Roma.

Usai berkunjung ke Roma, Jokowi akan mengunjungi Glasgow, Skotlandia dalam rangka menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2021 yang juga dikenal sebagai COP26 pada 1- 2 November 2021.

Kemudian setelah hadir di COP26, Jokowi akan berkunjung ke Uni Emirat Arab pada 3-4 November 2021 dalam rangka pertemuan bilateral. Jokowi baru akan tiba kembali ke Indonesia pada 5 November 2021.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved