Polisi Tembak Polisi
Polisi Tembak Polisi di Lompok, Bripka M Nasir Habisi Briptu Hairul Tamimi Gegara Masalah Perempuan?
Seorang anggota polisi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur atau NTB, Briptu Hairul Tamimi (26) tewas ditembak rekannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar mengejutkan kembali datang dari Korps Bhayangkara.
Seorang anggota polisi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Timur atau NTB, Briptu Hairul Tamimi (26) tewas ditembak rekannya bernama Bripka M Nasir (36), Senin (25/10/2021).
Peristiwa itu terjadi di rumah korban.
Korban bertugas di bagian Seksi Humas Polres Lombok Timur, sedangkan pelaku merupakan anggota Polsek Wanasaba.
"Tadi sore terjadi kasus penembakan yang dilakukan oleh oknum anggota Polri kepada rekan kerjanya, dari laporan tersebut pelaku sudah kita amankan di Satreskrim Polres Lombok Timur," kata Kapolres Lombok Timur AKBP Herman Suryono dalam keterangan pers, Senin (25/10/2021).
Herman menyampaikan, pihaknya telah menangkap pelaku untuk melakukan pemeriksaan.
"Beri waktu kami untuk melakukan penyidikan saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan pada terduga pelaku untuk mendalami motif apa yang sebenarnya yang melatarbelakangi sehingga terjadi peristiwa penembakan tersebut," kata Herman.
Salah satu upaya penyidik dalam mengungkap motif pembunuhan tersebut dengan memeriksa riwayat percakapan pada telepon genggam para pihak yang terlibat.
"Handphone pelaku, istri pelaku, korban, semua kita sita dan periksa, kita telusuri motifnya dari sana," ujarnya.
Herman belum dapat memastikan kabar yang menyebut MN menembak HT karena persoalan asmara atau perempuan.
"Jadi untuk membuat terang apa yang menjadi motif oknum anggota ini menembak rekan kerjanya, masih kita dalami. Kita analisis alat bukti yang ada untuk mengungkap motif yang sebenarnya," ucap dia.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Rusdi Hartono angkat bicara terkait kasus tersebut.
Rusdi mengatakan, Polda NTB tengah mengusut kasus dan motif dari kejadian tersebut.
“Ini masih kita dalami pasti ada latar belakang daripada tindak lanjut. Kita tunggu saja apa hasil pendalaman dari Polda NTB terhadap kasus yang terjadi di Lombok Timur,” kata mantan Kapolrestabes Makassar ini di gedung Mabes Polri, Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Menurut Rusdi, anggota polisi harus mengikuti tes psikologi sebelum diizinkan menggunakan senjata api.
Rusdi menegaskan, tes psikologi menjadi persyaratan bagi anggota Polri sebelum menggunakan senjata dari dinas.
“Kalau tes psikologi itu menjadi satu acuan bahwa yang bersangkutan itu layak untuk memegang senpi dinas kepolisian. Itu pasti dilalui semua,” ucap dia.(*)