Headline Tribun Timur
25 Persen Jamaah Umrah Tertunda Batal Berangkat
Menurutnya, ada beberapa faktor jamaah umrah tertunda memilih menarik uang pelunasan.
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Serikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan, sebanyak 25 persen jamaah umrah yang tertunda batal berangkat.
Menurutnya, ada beberapa faktor jamaah umrah tertunda memilih menarik uang pelunasan.
“Jamaah umrah memilih tidak berangkat karena adanya tambahan biaya akibat protokol kesehatan,” kata Syam, Selasa (19/10/2021).
Yang paling memberatkan persoalan mengganti airlines, hotel, dan bus yang sudah dideposit juga dilunaskan sebelum pandemi.
“Otomatis penyelenggara perjalanan harus mengubah vendor yang kemungkinan beda harga,” tuturnya.
Hal ini tugas berat bagi keuangan Penyelanggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) karena harus subsidi silang dari jamaah baru.
Syam menegaskan sehingga jamaah tertunda bukan prioritas mengingat kondisi keuangan PPIU yang terbatas.
Dia juga mengestimasi biaya umrah untuk jamaah Indonesia mengalami peningkatkan.
Menurut dia, kenaikan biaya mencapai 20 persen.
"Sehingga beban-beban biaya yang sudah kita siapkan akan diperkiraan 15 sampai 25 persen. Itu akibat dari proses dari menuju normal sampai ke normal," ujar Syam.
Kenaikan biaya umrah tidak bisa dihindari karena pelaksanaannya masih dalam kondisi pandemi.
Protokol kesehatan masih harus dijalani oleh para jamaah yang hendak menjalankan ibadah umrah.
"Arab Saudi masih ada ketentuan satu kamar itu harus berdua nggak boleh lebih dari dua, juga dalam kapasitas 50 persen isinya. Enggak boleh semua," tutur Syam.
Selain itu, para jamaah harus sudah tervaksin sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi yaitu sudah dua kali vaksin, kecuali Sinovac dan Sinopharm.
Pemerintah Arab Saudi mewajibkan penggunaan booster vaksin bagi jamaah yang menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm.(tribun network/reynas abdila)
Selengkapnya, baca Harian Tribun Timur edisi, Kamis, 21 Oktober 2021.
