Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

PSM Jinakkan Tim Bertabur Bintang, Kunci Strategi Pelatih Milomir Seslija Supersub, Ini 2 Buktinya?

Capaian PSM Makassar di dua pertandingan terakhir ini tak terlepas dari kecerdikan Milomir Seslija memanfaatkan pemain pengganti sebagai pembeda.

Editor: Arif Fuddin Usman
instagram @psmmakassar
Skuad PSM Makassar saat laga melawan Persib Bandung pada pertandingan lanjutan Liga 1 2021. 

TRIBUN-TIMUR.COM - PSM Makassar meraih dua hasil mengesankan dalam dua pertandingan terakhir LIga 1 2021.

PSM Makassar mampu menahan tim bertabur bintang Persib Bandung dengan skor 1-1.

Kemudian pada 17 Oktober 2021, PSM mampu mengalahkan Bali United dengan skor 2-1.

Capaian PSM Makassar di dua pertandingan terakhir ini tak terlepas dari kecerdikan Milomir Seslija memanfaatkan pemain pengganti sebagai pembeda.

Pekan keenam dan ketujuh Liga 1 Indonesia 2021/2022 yang sudah dilewati Laskar Pinisi ini berbuah manis. Menghadapi dua tim yang difavoritkan juara itu, nyatanya PSM bisa memetik poin.

Hingga membuat Wiljan Pluim cs pada pekan ini merangsek ke posisi kelima klasemen sementara.

PSM menggeser Bali United yang kini berada di posisi keenam dan membayangi Persib di posisi ketiga klasemen yang terpaut satu poin.

Terkait strategi yang mengantarkan PSM bisa bermain 1-1 dengan Persib dan unggul 2-1 atas Bali United, Milomir Seslija seakan sudah mempersiapkan senjata ampuh.

Dimana saat itu, PSM tak mampu mencetak gol di babak pertama. Namun di babak kedua dengan pergantian pemain yang terbilang sukses, PSM mampu mencetak gol.

Bahkan dua pemain pengganti yakni Saldi Amiruddin dan Azka Fauzi layak disematkan predikat Supersub.

Istilah ini diberikan kepada pemain pengganti yang tampil sebagai pahlawan kemenangan.

Saldi misalnya pada laga menghadapi Persib di pekan keenam, mencetak gol penyama kedudukan menit 77'.

Gol yang dicetak Saldi ini terjadi hanya semenit saat ia masuk ke lapangan pertandingan usai mengganti Ilham Udin Armaiyn.

Bahkan proses gol Saldi juga berasal dari assist pemain pengganti lainnya, Bektur Talgat Uulu.

Sedangkan di pertandingan pekan ketujuh melawan Bali United, giliran Azka Fauzi yang menjadi pahlawan bagi PSM.

Laga tersebut menjadi debut bagi Azka saat dipercaya bermain pada menit 62' menggantikan Yakob Sayuri.

Ia membuka gol kemenangan PSM atas Bali United menit 67' lewat asisst Wiljan Pluim.

Panglima Laskar Ayam Jantan (LAJ), Uki Nugraha, menilai kemenangan PSM atas Bali United tak lepas dari taktik luar biasa yang diterapkan Pelatih PSM, Milomir Seslija.

“Dia (red, Pelatih PSM, Milomir Seslija) berani merotasi dengan pergantian pemain yang tepat dengan waktu yang tepat.” katanya saat ditemui di Warkopnya, Senin (18/10/2021).

Dengan kemenangan PSM atas Persib pada pekan ketujuh, Minggu (17/10), PSM saat ini bertengger di posisi kelima klasemen sementara Liga 1 2021 dengan torehan 12 poin.

Pekan kedelapan, Laskar Pinisi bakal menantang Borneo FC, Jumat (22/10/2021) mendatang.

Syamsuddin Umar: Unggul Strategi

Pengamat sepak bola, Syamsuddin Umar menyebut Bali United unggul persentase penguasaan bola dan mendominasi penyerangan, tetapi dari segi taktik dan strategi, PSM lebih unggul.

Klub kebanggaan Sulsel ini mampu melihat celah dan meredam kemampuan kolektif dari Bali United.

“Kita lihat  pertahanan PSM mampu menutup celah-celah kosong yang dibuat oleh Bali United. Tidak memberikan Bali United kesempatan untuk menciptakan peluang,” katanya melalui sambungan telepon, Senin (18/10/2021).

Disampaikan Syamsuddin Umar, banyak orang melihat permainan sepak bola dari segi persentase penguasaan bola dan bagaimana menyajikan permainan yang elok ditonton.

Namun, mereka lupa bahwa ini kompetisi. Tim harus mencari poin, terutama poin penuh.

“Kita harus hitung poin, selalu berpikir bahwa dalam kompetisi terpenting adalah menang. Kalau tidak bisa menang, bisa seri. Kalau tidak bisa seri, kita kalah, tapi tak boleh selalu kalah. Itu prinsip-prinsip,” paparnya.

Lanjut dia, PSM memainkan permainan berbeda di lapangan tengah saat lawan Bali United.

Biasanya mereka bertarung di lapangan tengah dengan pressing dibalas pressing serta berusaha merebut bola. 

Namun, justru pemain tengah PSM menunggu di bagian belakang.

“Biasanya ada pertarungan di lapangan tengah seperti pressing dibalas pressing, tapi justru di lapangan tengah tidak terlalu merebut bola. Mereka tunggu di belakang,” kata pria akrab disapa Pak Syam ini.

Pak Syam melihat pusat penyerangan PSM adalah Willem Jan Pluim.  

Pemain asal Belanda itu dilihat bermain sangat santai. Tidak pernah merebut bola, tidak mau duel, tidak mau menjaga pemain lawan .

Pluim menyerahkan duel di lapangan tengah kepada dua gelandang lainnya.

“Secara taktik  menurut saya itu benar. Sebab, jika menjaga pemain lawan, berarti dia juga mendapat penjagaan. Kali ini dia lepaskan dirinya dan berikan perang dua gelandang untuk bertarung,” jelasnya.

Manfaat taktik ini pun, kata Pak Syam, sangat kelihatan. Begitu mendapat bola, Pluim tidak terkawal dan leluasa menyuplai bola true pass, long pass kepada penyerang PSM.

“Ini saya lihat sangat efektif. Jadi saya tidak melihat bagaimana anggapan orang bahwa PSM kurang bagus, yang penting memenangkan pertandingan,” ujarnya.

Peran pelatih dalam hal memanage, merotasi serta membuat program waktu bermain betul-betul harus jeli. 

Ia  pun melihat Pelatih PSM, Milomir Seslija cukup bagus dalam memanage hal tersebut.

Milomir Seslija disebut cukup jeli melihat kekuatan dan kelemahan dari Bali United.

Klub yang bermarkas di Kapten I Wayan Dipta Gianyar tersebut memiliki kekuatan secara kolektif dalam menyerang. Memanfaatkan long pass dan crossing yang efektif.

Milomir Seslija mampu mengantisipasi hal tersebut. Dia  menempatkan pemain PSM bertahan di garis kotak penalti.

Ketika penjaga gawang keluar merebut bola, prinsipnya tidak boleh salah. 

Apakah dia pukul bola ataukah dia tangkap, karena kalau penjaga gawang keluar, sedikit disentuh dan jatuh itu pasti pelanggaran. Begitu dilindunginya sosok penjaga gawang

Kemudian kalau stopper duel, penjaga gawang tidak pernah keluar. Dia tetap berada di bawah mistar gawang, sehingga jika terjadi kesalahan sedikit, penjaga gawang dengan mudah mengantisipasi.

“Kalau penjaga gawang keluar ada dua tiga orang  di bawah mistar untuk menjaga kemungkinan  kebobolan. Tapi kalau pertahanan yang duel, penjaga gawang tidak keluar. Hal-hal seperti  ini saya lihat cukup efektif,” tutur pelatih yang membawa PSM juara musim 1999-2000 ini,

Pak Syam menambahkan, Milomir Seslija mampu membaca kelemahan dari Bali United.

Pelatih berpaspor Bosnia Herzegovina itu tahu stopper Bali United, Leonard Tupamahu adalah pemain yang liar. Tidak disiplin dalam menjaga lawan dan menjaga daerahnya.

Hal ini dimanfaatkan oleh Pluim sebagai penyuplai bola PSM untuk memberikan umpan ke sisi sayap kiri dan kanan PSM yang ditinggalkan oleh pemain 38 tahun tersebut.

“Leonard Tupamahu adalah pemain punya pengalaman, tahu karakter pemain, tapi dia lengah. Pluim pintar, begitu dapat bola dia crossing ke  sayap kiri dan kanan yang ditinggalkan Leonard Tupamahu,” sebutnya.

Pak Syam menilai kemenangan PSM atas Bali United juga tak lepas dari kontribusi Serif Hasic.

Pemain asal Bosnia Hersegovinan ini sangat bagus dalam mengawal dan mengkoordinir pertahanan skuad Ayam Jantan dari Timur.

Pemain 33 tahun itu benar-benar membackup stopper dan bek sayap kiri dan kanan. Serif mampu mengantisipasi serangan lawan.

“Kita tidak pernah lihat dia keluar ke kanan dan ke kiri.  Dia tetap menjaga koordinasi penjaga gawang dan  stopper. Jadi garis 16 tidak pernah dia tinggalkan ketika PSM diserang,” pungkas mantan Kadispora Sulsel ini.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved