Human Interest Story
VIDEO: Syamsuddin Daeng Naba Bertahan Jual Tanaman Hias Saat Pandemi, Sudah 3 Hari Tak Ada Pembeli
Syamsuddin Daeng Naba sudah lima tahun menggeluti bisnis tanaman hias. Dia berjualan di Jl Danau Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Syamsuddin Daeng Naba penjual tanaman hias di Kota Makassar.
Dia berjualan di Jl Danau Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Sudah lima tahun pria 49 tahun ini menggeluti bisnis tanaman hias.
Dia bersama penjual tanaman hias lainnya memanfaatkan lahan dari pemerintah.
Dulunya, lahan sepanjang Jl Danau Tanjung Bunga menjadi tempat pembuangan sampah.
- Lalu disulap menjadi tempat berjualan tanaman hias.
Kini sepanjang jalan tersebut lebih indah dipandang.
Lokasi tersebut dikenal sebagai pusat penjualan tanaman hias di Kota Makassar.
Namun, jika pemerintah ingin menggunakan lahan tersebut, mereka harus bersiap hengkang.
Apa lagi tanpa adanya ganti rugi.
"Dulu tempat pembuangan sampah lalu kita bersihkan," kepada tribun-timur.com, Kamis (8/10/2021).
"Dikelola jadi jualan tanaman hias, tapi sewaktu-waktu lahan bisa diambil kembali pemerintah dan tak ada ganti rugi," sambungnya.
Syamsuddin harus merogoh kocek Rp 3 juta untuk memulai jualan tanaman hias.
Jenis tanaman hias dijualnya beraneka ragam.
Mulai rombusa, lodia, kamboja jepang, kamboja bali.
Kemudian kembang kertas, palem merah, airis, cemara udang dan beringin.
Harganya juga bervariasi. Dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.
Termahal, tanaman hias beringin. Nilai jualnya Rp 2,5 juta - Rp 5 juta.
Di situasi sekarang, ayah tiga anak ini harus berjuang demi memenuhi kebutuhan hidup.
Pasalnya, jumlah pembeli tidak menentu.
"Kadang ada, kadang tidak ada," ujarnya.
Peminat tanaman hias mulai menurun. Tak seperti ketika awal pandemi Covid-19 tahun lalu.
Dulu banyak orang mencari untuk mengisi waktu di rumah.
Penghasilan bisa didapat kala itu Rp 200 ribu sehari.
Sekarang sepi. Bahkan sudah tiga hari tak ada pembeli.
Jadi, kalau ada tanaman hias yang laku, uangnya itu ditabung.
Digunakan sehemat mungkin demi menutupi kebutuhan sehari-hari.
"Kalau ada pembeli saya dapat, saya simpan baik-baik uangnya untuk menutupi kebutuhan," ucapnya.
Selain kebutuhan sehari-hari, Syamsuddin harus mengeluarkan biaya perawatan.
Membeli racun pengusir hama dan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Biayanya Rp 50 ribu.
"Harus keluarkan biaya perawatan Rp 50 ribu," sebutnya.