Tana Toraja
Ingin Melamar Gadis Tana Toraja? Ini yang Harus Anda Persiapkan Terlebih Dahulu
Bagi Anda yang kepincut dengan wanita Tana Toraja, Anda harus mempersiapkan beberapa hal yang terkait dengan adat dan tradisi di daerah itu.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sulawesi Selatan memiliki banyak tradisi yang masih dilestarikan sampai sekarang. Salah satunya tradisi pernikahan adat di Kabupaten Tana Toraja.
Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten yang dikaruniai pemandangan alam yang elok serta tradisi unik yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Bagi Anda yang kepincut dengan wanita Tana Toraja, Anda harus mempersiapkan beberapa hal yang terkait dengan adat dan tradisi di daerah itu.
Di Tana Toraja, selain pernikahan yang disahkan secara agama dan negara, juga harus disahkan secara adat.
Dihimpun dari berbagai sumber berikut ini beberapa hal yang harus Anda perhatikan:
1. Seserahan wajib
Seserahan adat untuk upacara lamaran hingga pernikahan yang sesuai adat Toraja tak bisa semau pasangan yang ingin menikah.
Masyarakat Toraja memiliki sejumlah seserahan yang wajib ada, yakni:
- Kapur sirih.
- Padi
- Uang logam lama.
- Parang
- Baju adat khas Toraja.
Padi menjadi salah satu seserahan karena memiliki makna yang mendalam untuk orang Toraja.
Padi menjadi lambang kesuburan dan rezeki bagi masyarakat Toraja.
Sementara itu, uang logam lama menandakan Anda berniat menikahi seluruh bagian dalam hidup mempelai wanita. Termasuk leluhur yang dalam hal ini disimbolkan dalam uang logam lama.
Sama seperti di adat lain, syarat selanjutnya yang wajib dipenuhi untuk melamar gadis Toraja adalah parang dan kostum tradisional.
Membawa parang atau senjata khas dan kostum tradisional saat lamaran menandakan Anda tak lupa dengan leluhur berikut dengan tradisinya.
Selain itu, pada golongan tertentu, biasanya sebelum melamar gadis Toraja, calon mempelai laki-laki harus membawa seserahan berupa kerbau.
Bisa dibilang, kerbau dalam adat Toraja adalah lambang status sosial. Semakin tinggi status sosial gadis yang akan dilamar, maka semakin banyak juga jumlah kerbau yang perlu diserahkan untuk mendapat restu dari orang tuanya.
Kabarnya, untuk wanita golongan puang atau golongan atas wajib menyerahkan 1 hingga 12 ekor kerbau.
Lalu untuk wanita golongan tumakaka wajib menyerahkan 1 sampai 3 ekor kerbau dan 1 ekor saja untuk wanita golongan hamba.
2. Perjanjian pranikah (urrampan kapa)
Bukan hanya di negara Barat, masyarakat Toraja telah mengenal hal ini sejak lama. Prosesi yang mirip dengan perjanjian pranikah ini bertajuk urrampan kapa.
Prosesi ini bertujuan memastikan kedua keluarga saling membicarakan komitmen rumah tangga.
Termasuk hukuman yang akan dijatuhkan kepada kedua calon pengantin bila melanggar perjanjian.
3. Tradisi rampanan kapa
Rampanan kapa, atau biasa disebut juga dengan istilah rambu tuka, merupakan pesta pernikahan adat Toraja.
Dengan menggunakan pakaian adat khas adat Toraja, kedua mempelai menjalani tahap demi tahap yang ada.
Setelah semua tahapan telah dilalui, baru kedua mempelai dapat melaksanakan pengesahan pernikahan secara agama.
Usai pengesahan secara agama maka kedua pengantin dianggap telah sah secara agama dan adat.(*)