Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenderal Bintang Lima

Hanya Ada 3 Jenderal Bintang Lima di Indonesia, Pejuang Masa Perang dan Isi Kemerdekaan, Siapa Saja?

Inilah jenderal bintang lima, pangkat tertinggi di TNI dan sejarah mencatat 3 tokoh ini mendapat kehormatan jenderal bintang lima, selain Soeharto?

Editor: Arif Fuddin Usman
Istimewa
Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam Pertempuran Ambarawa. Ini peta pikiran Pertempuran Ambarawa. 

Namun, nasihat itu ditolak dan ia menegaskan akan terus bergerilya bersama para prajurit.

“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan gerilya dengan sekuat tenaga seluruh prajurit," kata Soedirman saat itu.

2. A.H. Nasution

Abdul Haris Nasution lahir di Huta Pungkut, Tapanuli Selatan, pada 3 Desember 1918.

Pada masa mudanya, Nasution mengenyam pendidikan di Hollandsche Inlandsche Kweekschool (HIK), sekolah guru menengah di Bandung. Lalu ia bekerja sebagai guru di Bengkulu dan Palembang.

Namun, ia merasa tidak cocok dengan pekerjaannya itu dan mulai tertarik pada bidang militer dengan mengikuti pelatihan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung pada 1940-1942.

Setelah Indonesia merdeka dan pemerintah membentuk Tentara Keamanan Rakyat, Nasution menjabat sebagai kepala staf komandemen TKR I/Jawa Barat dengan pangkat kolonel.

Setelah menduduki beberapa jabatan, Nasution diangkat sebagai kepala staf angkatan darat (KSAD) pada 10 Desember 1949.

Nasution sempat dinonaktifkan dari jabatannya imbas konflik antara Angkatan Darat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) karena DPR dianggap terlalu jauh mencampuri masalah internal Angkatan Darat.

Puncaknya, pada 17 Oktober 1952, Nasution bersama perwira militer dan puluhan ribu demonstran menggelar unjuk rasa di depan Istana Merdeka.

Tank, meriam, dan persenjataan artileri bahkan dihadapkan ke Istana Merdeka.

Namun, ini bukan untuk melakukan perlawanan, tetapi mereka hanya meminta parlemen dibubarkan dan konflik dalam tubuh militer segera diakhiri.

Meski begitu, Presiden Soekarno menilai tindakan ini merupakan makar karena menggunakan peralatan militer. Pada 7 November 1955, Nasution kembali dilantik menjadi KSAD.

Ia sempat menduduki sejumlah jabatan sebelum menjadi orang nomor satu di militer saat ia diangkat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata pada 1962.

Selama berkiprah di militer, Nasution tercatat memiliki sejumlah penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved