PSM Makassar
Pengamat Sebut Transisi Menyerang ke Bertahan PSM Makassar Masih Lemah
PSM Makassar mencetak 9 gol dalam enam pertandingan seri pertama Liga 1 2021-2022. Namun, PSM juga harus menanggung kebobolan 8 gol.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar mencetak 9 gol dalam enam pertandingan seri pertama Liga 1 2021-2022.
Namun, PSM juga harus menanggung kebobolan 8 gol.
Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim menilai kebobolan 8 gol menandakan pertahanan kurang bagus.
Transisi dari menyerang ke bertahan lemah.
"Saat menyerang bagus, tapi ketika kehilangan bola tidak segera bertahan. Bisa diambil kesimpulan bahwa gol ke gawang PSM dari transisi menyerang ke bertahan," katanya dalam bincang bola virtual Tribun Timur pada Selasa (5/10/2021).
Ia menduga transisi menyerang ke bertahan lemah karena kondisi fisik pemain.
Daya tahan fisik pemain sepak bola harus VO2Max di atas angka 60.
Jika di bawah 60, bahkan hanya 50 bisa dikatakan wajar saja pemain tak bisa mengantisipasi penyerangan lawan.
"Karena pasti lambat. Ketika menyerang dan dua full back membantu penyerangan, begitu kehilangan bola, mereka tidak segera mengantisipasi lawan yang bisa lebih cepat dari dia mereka," tutur mantan pelatih PSM ini.
Kata Hanafing, hal itu dialami PSM ketika kalah dua gol tanpa balas dari PS Barito Putera.
Pemain PS Barito Putera bisa menusuk langsung ke dalam pertahanan PSM.
Lihat saja gol kedua Laskar Antasari yang dicetak Rafael Oliviera di menit 60.
Pemain akrab Rafinha ini mampu menahan bola kemudian berlari ke kotak penalti dan melepaskan tembakan.
Pemain belakang gagal menutup pergerakan Rafinha.
"Antisipasi menutup pergerakan lawan lambat, mungkin karena fisik," ujarnya.