Pesona Desa Gowa
Acara Musabaqah Tilawatil Quran Bercahaya di Tengah Sawah Desa Datara Gowa
Sebuah panggung megah berhiaskan cahaya lampu warna-warni ditempatkan di tengah area persawahan untuk menggelar MTQ tingkat Desa Datara yang ke 42.
Penulis: Hutami Nur Saputri | Editor: Suryana Anas
Laporan Sutrisman Alfian
Plt Sekretaris Desa Datara, Kecamatan Tompobulu, Gowa.
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Lantunan ayat suci Alquran terdengar syahdu menyelimuti sebuah desa di wilayah pegunungan Sulawesi Selatan.
Tepatnya di Desa Datara, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat desa itu digelar.
Tahun ini, Dusun Tonroa menjadi tuan rumah MTQ tingkat Desa Datara yang ke 42.
Sebuah panggung megah berhiaskan cahaya lampu warna-warni ditempatkan di tengah area persawahan.
Kehadiran panggung yang meriah ini merupakan bukti keseriusan dan kesiapan Dusun Tonroa sebagai tuan rumah yang dipercayakan untuk menggelar MTQ ini.
Area persawahan pun dipilih karena merupakan lahan yang luas agar tetap mematuhi protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.

Anggota DPRD Kabupaten Gowa, Abd. Rahman Abdullah membuka acara penyelenggaran MTQ tingkat Desa Datara ke 42 di Dusun Tonroa, Selasa (5/10/2021).
Pembukaan MTQ juga diikuti anggota DPRD Kabupaten Gowa Dapil IV Fraksi Partai Demokrat, Tripika Kecamatan Tompobulu, Tripides Desa Datara, Dewan Hakim dan Ketua, serta para pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) se-Desa Datara.
“Insya Allah, MTQ tingkat Desa Datara akan digelar di Dusun Tonroa, 5 sampai 10 Oktober 2021” terang Kepala Desa Datara, Askar Anwar saat memberikan sambutan pada acara pembukaan.
MTQ tingkat Desa Datara tahun 2021 ini mengambil tema “Melalui Musabaqah Tilawatil Qur'an kita gali potensi minat dan bakat generasi Qur'an yang cerdas, unggul dan berkarakter”.
Tema ini memiliki makna bahwa tujuan penyelenggaraan MTQ tidak hanya untuk mencari juara pada setiap cabang yang diperlombakan.
"Lebih dari itu, penyelenggaraan MTQ diharapkan membentuk manusia yang mampu mengimplementasikan ajaran Al-Qur'an dan dijadikan sebagai Pannyongka Bala khususnya di Desa Datara” ujar Askar.
“Pannyongka Bala” sendiri merupakan istilah dalam bahasa Makassar yang berarti pelindung atau penolak bala.
