Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PON XX Papua

Terkenang ADS di Waena Abepura, Papua

Saya juga tidak siap menyaksikan Sulsel akan mengalami kekalahan kedua, karena pada pertandingan pertama 27 September 2021 takluk 0-3

Editor: AS Kambie
dok.tribun
M Dahlan Abubakar, Humas KONI Sulsel 

Catatan M Dahlan Abubakar
Wartawan Senior dari Arena PON XX Papua

TRIBUN-TIMUR.COM, ABEPURA - Dalam kondisi kesehatan yang belum pulih benar setelah didera penyakit tipes yang membuat harus terkurung selama dua bulan di rumah, pada tanggal 30 September 2021 saya tiba di Papua.

Pada saat tiba di penginapan, sebuah “homestay” yang terpencil di tengah komunitas Bugis-Makassar di Jl Gelanggang III Expo Waena, Abepura, saya mendengar bahwa pada sore itu kesebelasan PON XX Papua Sulawesi Selatan akan bertanding melawan Sumatera Utara di lapangan Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura.

Saya sebenarnya sangat ingin menyaksikan pertandingan ini.

Namun mengingat semalaman tidak pernah tidur karena menunggu jam keberangkatan ke Bandara Sultan Hasanuddin, niat itu saya batalkan.

Saya khawatir kondisi kesehatan akan drop lagi justru pada hari pertama mendarat di Tanah TORANG BISA Papua ini.

Saya juga tidak siap menyaksikan Sulsel akan mengalami kekalahan kedua, karena pada pertandingan pertama 27 September 2021 takluk 0-3 atas kesebelasan Jawa Timur yang dilatih mantan pemain Persebaya Rudy Keltjes.

Menaklukkan Sulsel ini merupakan “revance” Rudy Keltjes atas kekalahan tim Sumatera Selatan yang terjegal ke final PON XIX/2016 Jawa Barat dengan angka telak 2-0.

Pada pertemuan pertama, anak asuhan Rudy Keltjes menaklukkan Sulsel, juga 2-0.

Saya juga mendengar, sang pelatih Jawa Timur itu sudah bertekad akan “membantai” Sulawesi Selatan di ajang PON XX Papua ini.

Ternyata, obsesinya itu terwujud.

Sulawesi Selatan akhirnya takluk 0-1 atas Sumatera Utara pada pertandingan kedua.

Padahal, pada 45 menit pertama, kedua tim masih sulit menggetarkan jala masing-masing.

Sumatera Utara meningkatkan tekanan di babak kedua karena boleh jadi melihat pemain Sulsel yang dilatih Usman Halik itu mulai keteteran lantaran stamina yang mulai menurun.

Kemenangan Sumatera Utara asal Sulawesi Selatan ini, juga merupakan “revance” (balas dendam) atas kekalahannya atas Sulsel 1-2 pada pertandingan penyisihan pool PON XIX Jawa Barat di Stadion Patriot Bekasi 14 September 2016.

Jadi, kekalahan Sulsel dalam dua pertandingan pool di PON XX Papua ini tampaknya bernuansa “balas dendam” lama di PON XIX/2016 Jawa Barat.

Syukurlah, pada pertandingan terakhir 4 Oktober 2021 petang kesebelasan Sulawesi Selatan mampu menang 2-1 atas Jawa Tengah.

Kemenangan penghibur lara itu mengantar Sulsel mengantongi nilai 3 hasil sekali menang dengan dua kali kalah.

Namun, kemenangan tersebut tidak menolong Sulsel melaju ke babak perdelapan final.

Terus terang tim sepakbola Sulsel yang dikirim ke Papua ini sebelumnya sempat bermasalah.

Pasalnya, tim yang dilatih Maulid Ibrahim yang sudah melakukan uji tanding di beberapa daerah dan menurut beberapa pengamat bola, VO2MAX-nya sudah standar, harus tergusur.

Saya sendiri mengetahui pergantian tim tersebut sudah membayangkan, ini isyarat tim sepakbola Sulawesi Selatan tidak akan berbicara banyak dalam perhelatan olahraga di Papua. Dan, itu terbukti.

Terkenang ADS

Setelah Sulsel gagal melangkah ke babak selanjutnya di ajang pertandingan sepakbola PON XX Papua, tiba-tiba saya terkenang dengan mendiang Andi Darussalam Tabusalla (ADS), pria yang berpulang ke rakhmatullah 17 Agustus 2021.

Saya teringat bagaimana dia dengan semangatnya yang tinggi di tengah gangguan “hemodialisa” (cuci darah) yang mengganggu kesehatannya, ADS mematok obsesi yang tinggi akan masuknya Sulawesi Selatan di ajang pertandingan final sepakbola PON XIX/2016 Jawa Barat.

Selaku Ketua KONI Sulsel waktu itu, ADS menitahkan Syamsuddin Umar menggembleng para pemain Sulsel yang kebanyakan produk Pekan Olahraga Daerah (Porda) XV Bantaeng yang diambil dari beberapa daerah.

Syam – panggilan akrab pemilik buku “Bola Bundar” ini – membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan untuk memoles para pemain.

Dia hanya mematok, para pemain tidak boleh mengulang pengalaman kelam masa lalu, saat para pemain angkat koper lebih awal.

Syam pun melakukan pertandingan uji coba ke luar Sulsel, kegiatan yang sama sekali tidak dapat dilakukan tim sepakbola Sulsel yang ikut PON XX/2021 ini karena alasan Covid.19.

Jika pun alasan tidak melakukan uji coba, kesebelasan lain pun tentu saja mengalami kendala yang sama. Tim PON XIX Sulsel mengikuti uji coba segi empat di Bali.

Dalam lawatan itu, Sulsel kalah 0-2 atas Jawa Barat dan Papua, dan 1-2 atas tuan rumah Bali.

Kalah tiga kali tanding di Bali, Syam jadikan sebagai motivasi untuk menggembleng anak asuhannya.

Dia mencatat banyak indikator kekalahan, diantaranya, stamina.

Sekembali dari uji coba dia menggembleng mereka hingga VO2MAX menggembirakan. Syam melakukan dua kali uji coba, yakni melawan Persipura yang berakhir imbang 0-0 dan Jawa Tengah juga seri 1-1.

Modal ini cukup bagi Syam memboyong 20 pemain, meskipun kemudian yang tersisa hanya 16 karena 4 orang dipanggil PSM.

Pelatih PSM ketika itu, Robert Rene Albert menolak pemainnya diambil memperkuat tim PON Sulsel.

Menyikapi kekurangan pemain ini, Syam mengambil pemain tambahan yang bersumber dari hasil friendly game, (pertandingan persajabatan) yakni anak-anak Karebosi yang belum masuk tim,

ADS terus memantau perkembangan para pemain karena dia sudah melapor dan berjanji kepada Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo ingin menghadiahkan tim sepakbola PON Sulsel masuk final.

Janji inilah yang selalu terngiang di benak Syam dalam mengemban tanggung jawab yang dipikulnya.

Pada pertandingan pertama melawan Sumatera Utara di Stadion Patriot Bekasi, Sulsel langsung mencatat kemenangan 2-1.

Pada pertandingan kedua, menang 3-2 atas Bangka Belitung.

Tetapi pada pertandingan ketiga, Sumsel yang dilatih Rudy Keltjes berhasil mengalahkan Sulsel 2-0. Kemenangan Sulsel atas Kalsel 1-0 mengantar Sulsel ke babak perempat final.

Pada babak semifinal, Sulsel kembali berhadapan dengan Sumsel yang mengalahkannya pada pertandingan sebelumnya.

Di atas kertas banyak orang menjagokan Sumsel karena pernah mengalahkan Sulsel 2-0 sebelumnya.

Namun Syam berprinsip, bola bundar. Tidak ada yang dapat memprediksi.

Sulsel akhirnya menjegal Sumsel melaju ke final, dengan angka 2-0.

Di semifinal lainnya, Jawa Barat menghentikan langkah Papua 3-1 di Stadion Pakansari Bogor.

Obsesi ADS mengantar Sulsel ke final pertandingan sepakbola PON XIX/2016 Jawa Barat pun tertunai.

Sulsel harus mengakhiri laga dengan tuan rumah melalui drama adu penalti, setelah pada pertandingan 2 x 45 menit kedudukan tetap kacamata, 0-0.

Hasil akhir Sulsel kalah 4-5 dalam drama adu penalti yang sangat curang.

Mata penjaga gawang Sulsel Syaiful “dihajar” sinar laser penonton tuan rumah dari tribun, hingga konsentrasinya terganggu dalam drama adu penalti itu.

Begitulah drama sepakbola PON XIX Jawa Barat usai dan ADS sudah cukup bangga dengan penampilan para pemain yang memenuhi janjinya tiba di final yang berujung adu penalti.

Sayang, drama ini tidak terulang di Papua.

Andaikan ADS masih sempat menyaksikan PON XX/2021 ini, saya tidak tahu seperti apa reaksinya karena tim sepakbola PON Sulsel kembali lagi ke pengalaman lama, angkat koper di babak pertama. (*).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved