Denny Siregar Sentil Gatot Nurmantyo yang Tidur saat Nonton 'G30S PKI': Ini Bukti dari Kekejaman PKI
Beberapa hari terakhir Gatot Nurmantyo disorot lantaran pernyataannya yang menyebut adanya penyusupan unsur PKI ke tubuh TNI.
Menurut Gatot dalam cuitannya, tidak ada hukuman mati untuk perintah nonton bareng film G30S/PKI.
"Paling copot jabatan, bukan copot nyawa. Kalau takut, pulang kampung saja," lanjutnya.
Gatot Nurmantyo mengungkapkan, ia merasa kasihan kepada prajurit TNI bila pemimpin mereka penakut.
"Kan bisa menjatuhkan harga diri prajurit TNI AD yg terkenal di dunia pemberani plus super nekat," kata Gatot.
Kendati demikian, Gatot meyakini bahwa KASAD dan Panglima TNI bukanlah seorang penakut."
Tapi saya yakin KSAD dan Panglima TNI bukan tipe penakut. Kita lihat saja pelaksanaannya," ungkap Gatot Nurmantyo.
Saat tampil di diacara Talkshow Rosi yang tayang di Kompas TV pada Kamis (28/9/2018) lalu, Gatot Nurmantyo menjelaskan kenapa dia sangat getol menyerukan nonton bareng film tersebut.
Dalam talkshow tersebut, diawal Rosi membacakan pertanyaan dari seorang netizen yang diajukan kepada Gatot Nurmantyo.
"Kalau yakin masih ada PKI, kenapa tidak tangkap langsung? Kenapa hanya disindir? Tangkap saja biar rakyat tau. Jangan cuma diisukan bangkit lagi," tanya Rosi.
Gatot pun menjawab. "Saya tanya, Ribka Tjiptaning menyatakan aku bangga jadi anak PKI. Kemudian PKI masuk parlemen. Tanya dulu sama polisi kenapa nggak ditangkap.,"
"Tab MPR, UU 97 masih menyatakan, menggunakan media apapun juga. Dengan baju palu arit, itu kan media, pembentukan opini juga kan itu. Kenapa tidak ditangkap saja? Bahkan kita dilarang menangkap."
“Bukan kewajiban kami kan menangkap? Polisi yang menangkap.”
Ketika ditanyai alasan mengapa dirinya tidak memberitahukan polisi terkait keberadaan PKI seperti yang dimaksud, Gatot mengatakan bahwa bukan dirinya yang patut ditanyai, melainkan pemerintah.
“Loh, informasi, udah jelas-jelas dilarang kok. Jangan terlalu keras katanya.”
"Baju itu kan bentuk sosialisasi, media sosialisasi, itupun hanya disuruh lepas, ganti. Kalau terlalu keras di larang. Jangan tanya pada saya, tanya pada pemerintah.”