Jaringan Internet Lelet
Update Jaringan Internet Telkomsel dan Telkom Grup Masih Lemot: Mohon Maat Atas Ketidaknyamanannya
Sudah tahu apa itu kabel laut Jasuka? Update Jaringan Internet Telkomsel dan Telkom Grup Masih Lemot: Mohon Maat Atas Ketidaknyamanannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Manajemen Telkom Group kembali mengupdate lambatnya jaringan internet di sejumlah wilayah.
Jaringan internet Telkomsel dan Telkom Group mulai bermasalah sejak Minggu (19/9/2021).
Pelanggan mengeluhkan lambatnya akses di device.
Perkembangan terbaru hingga 18.05 WIB, sejumlah wilayah mulai pulih namun belum sepenuhnya normal.
Mengenai hal ini Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin memaparkan, layanan kini berangsur normal, percepatan pemulihan penurunan kualitas akses internet terus dilakukan Telkomsel
"Sehubungan dengan adanya gangguan gangguan pada sistem komunikasi kabel laut JaSuKa (Jawa, Sumatera dan Kalimantan) ruas Batam yang berdampak pada penurunan layanan internet di sejumlah titik di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Natuna, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua pada Minggu, 19 September 2021, berikut kami sampaikan update proses pemulihan layanan," ujarnya.
Yakni pertama, Telkomsel bersama TelkomGroup telah mengupayakan percepatan pemulihan akses layanan internet di seluruh wilayah yang terdampak sejak gangguan terdeteksi.
Saat ini, sejumlah akses di titik wilayah yang terdampak mulai berangsur normal.
"Kami akan terus memastikan akselerasi proses pemulihan secara menyeluruh sehingga akses layanan internet Telkomsel dapat dinikmati dengan normal seperti biasa," ujarnya.
Kedua, Telkomsel Kami mengapresiasi kesetiaan pelanggan yang tetap mempercayakan solusi kebutuhan layanan telekomunikasi kepada Telkomsel.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan sebagai dampak gangguan yang terjadi. Proses pemulihan layanan akan terus kami informasikan secara berkala," papar Denny.
Berikut rilis resmi Telkomsel:
Sehubungan dengan adanya gangguan pada sistem komunikasi kabel laut Jasuka (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) ruas Batam-Pontianak yang terjadi Minggu, 19 September 2021, mulai sekitar pukul 17.33 WIB yang berdampak pada penurunan layanan internet di sejumlah titik di wilayah:
Jawa Timur,
Bali,
Nusa Tenggara,
Pulau Natuna, Kalimantan,
Sulawesi,
Maluku, dan
Papua,
Berikut update yang dapat kami sampaikan terkait proses pemulihan layanan:
1. Saat ini, akses layanan internet Telkomsel di sejumlah wilayah yang terdampak terus berangsur pulih. Terlkomsel terus memaksimalkan koordinasi bersama Telkom Group untuk terus melakukan percepatan pemulihan akses layanan internet di wilayah yang terdampak dengan memaksimalkan infrastruktur jaringan lainnya yang dimiliki.
2. Mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan yang masih terdampak gangguan yang terjadi. Terimakasih atas kesetiaan dan kepercayaan pelanggan untuk menggunakan produk dan layanan telekomunikasi terdepan dari Telkomsel. Kami akan terus memberikan informasi terkini mengenai perkembangan upaya pemulihan layanan tersebut.
Mengenal Jaringan Kabel Laut Jasuka
Vice President Corporate Communication Telkom, Pujo Pramono mengatakan sumber gangguan berasal dari sistem komunikasi kabel laut "Jasuka"(Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) di ruas Batam-Pontianak.
Gangguan teridentifiksi terjadi pada Minggu pukul 17.33 WIB. Lebih rinci, Pujo menjelaskan bahwa gangguan ada di titik sekitar 1,5 km lepas pantai Batam pada kedalaman 20 meter di bawah permukaan laut.
Menurut Pujo, pihak Telkom segera melakukan rerouting trafik sebagai alternatif jalur komunikasi menuju Batam termasuk penambahan kapasitas beberapa link di wilayah Indonesia.
"Seperti dari Papua, Kalimantan maupun Jawa dan mengoptimalkan gerbang internasional di Manado," jelas Pujo dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Senin (20/9/2021).
Dihimpun KompasTekno dari laman Submarine Cable Map, Senin (20/9/2021), kabel laut "Jasuka" memiliki panjang 10.860 km.
Ada 17 titik pendaratan (landing points) yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, serta Malaysia.
Titik-titik itu ada di Bandarl Lampung, Batam, Baturaja, Dumai, Jakarta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Rantu Prapat, Sibolga, Tanjung Pakis, Tanjung Pandan, Teping Tinggi, dan Bandar Bukit Tinggi di Malaysia.
Sistem kabel laut ini mulai dibangun tahun 2009 dan rampung di tahun 2011.
Telkom membangun infrastruktur ini dalam upaya meningkatkan jangkauan telekomunikasi hingga 90 persen di wilayah Indonesia pada tahun 2015. David
Bangun, Executive General Manager Telecommunication Infrastructure Division Telkom pada waktu itu mengatakan infrastruktur ini adalah bagian dari visi jangka panjang Nusantara Super Highway.
"Kabel bawah laut Jasuka sangat penting bagi konektivitas internasional dan kami merasa sudah waktunya untuk meningkatkan kapasitas juga," kata David waktu itu.
Jasuka digunakan Telkom dan operator telekomunikasi lain Jalur itu tidak hanya digunakan untuk data, melainkan trafik suara, baik tetap maupun bergerak.
Sistem kabel bawah laut itu juga tidak hanya digunakan Telkom, tapi juga operator-operator utama lain di Indonesia.
Dalam membangun sistem kabel laut Jasuka, Telkom menggandeng Nokia Siemens Network dengan menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM).
Teknologi ini disebut memiliki jaringan optikal hiT 7100 yang merupakan bagian dari arsitektur Liquid Transport. Baca juga: Ada Koneksi 40 Gbps di Dasar Laut Indonesia Teknologi ini diyakini bisa menghemat ongkos dengan mengadopsi teknik no dispersion compensation (DCM-Free) pada jaringan serat optik.
Sebelumnya, kabel ini memiliki kapasitas bawaan sebesar 10 Gigabit per detik (Gbps).
Kemudian, pada tahun 2011, Telkom dan Nokia Siemens Network meningkatkan kapasitas bandwidth hingga 40 Gbps pada tahun 2011. Saat itu, Nokia Siemens Network mengklaim kabel optik Jasuka merupakan koneksi 40 Gbps tanpa amplifier terpanjang di dunia saat beroperasi.