Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Menang Lawan Persebaya, Mantan Pelatih PSM Syamsudin Umar Beri Catatan Penting ke Laskar Pinisi

Ia menilai performa PSM telah membaik. Sisa dipertahankan untuk memperoleh hasil hingga akhir kompetisi.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
tribuntimur.com
Pengamat sepak bola, Syamsudin Umar 

Apa lagi masih ada pemain muda yang bisa menggantikan dan kualitasnya tidak kalah.

Maka dari itu irama permainan ketika lawan Persebaya harus  terus dipertahankan. Diketahui Persebaya unggul penguasaan bola atas PSM.

Tapi dari efektivitas serangan, PSM unggul.

"Semoga taktik-taktik seperti ini  bisa dijadikan semacam senjata," tambah Pak Syam.

Keempat, dia menilai dua stopper PSM, Hasyim Kipuw dan Erwin Gutawa terkadang bermain sejajar. Bisa dilihat dengan gol diciptakan oleh Persebaya lewat Jose Wilkson.

Kemudian, stopper harus mewaspadai serangan balik. Sebab masih ada tempat lowong di tengah yang bisa dimanfaatkan lawan.

"Stopper sudah bagus  dalam menutup tengah, tapi ketika mendapat serangan balik, daerah itu biasa lowong. Harus waspada ketika melawan pemain yang punya kecepatan. Ini saya kira bisa dijadikan perhatian," terang mantan Kadispora Sulsel ini.

Dalam sepak bola dikenal zona marking, man to man marking. Ada satu antara zona marking dan man to man marking yang punya kesempatan cetak bola.

Ini sekarang dimiliki PSM. Kadang ketika kalah bola penyerang sayap Ilham Udin dan Yakob Sayuri turun ke bawah. Namun, tak ada pemain di lini depan.

"Bagus dalam hal tidak kebobolan, tapi dalam hal counter attack sulit didapatkan, bola akan lepas".

"Lawan boleh menyerang, tapi kita juga harus punya inisiatif untuk kesempatan cetak bola. Kalau diserang harus punya pemikiran menyerang dan cetak bola," lanjutnya.

Oleh karena itu, Pak Syam menyarankan Ilham Udin dan Yakob jangan terlalu jauh ke belakang. Begitu pun dengan Anco Jansen.

Dengan begitu, stopper lawan akan takut naik membantu serangan. Tinggal zona marking diperketat. Pasti gelandang lawan juga takut ke depan karena khawatir dengan couter attack.

"Ini saya lihat dilakukan, sehingga irama permainan kita bisa lebih efektif. Lawan punya analisis dan melihat titik lemahnya kita untuk dimanfaatkan. Harapannya kita kelemahan menjadi potensi untuk melawan mereka," bebernya.

Terakhir, Pak Syam melihat kebugaran pemain PSM belum maksimal. Ada fisik kelihatan bagus, tapi belum tentu bugar. Ada bugar, tapi belum tentu fisiknya bagus.

"Harus dijaga betul fisik yang dibutuhkan dalam satu tim. Ini kompetisi yang panjang. Jadi manajemen waktu harus ditata betul. Dalam merotasi pemain, jangan ada kecapean, jangan juga tidak ada yang capek. Semua itu harus seimbang," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved