Tribun Bantaeng
Hidupi Keluarga dari Tukang Jahit Sepatu di Bantaeng, Penghasilan Iwan Sehari Hanya Rp20 Ribu
Tak sedikit warga di Kabupaten Bantaeng yang mengalami kesulitan selama masa pandemi Covid-19.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Sudirman
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Tak sedikit warga di Kabupaten Bantaeng yang mengalami kesulitan selama masa pandemi Covid-19.
Seperti yang dialami Iwan (21). Ia berjuang menghidupi keluarganya hanya dengan bekerja sebagai tukang jahit sepatu.
Iwan tinggal bersama bersama ibu dan seorang adik laki-lakinya Surya (17) di rumah panggung yang kini sudah tidak layak huni.
Alamatnya di Kelurahan Jalan Bakri, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng.
"Saya tinggal sama ibu dan adik. Sekarang ibu sudah sakit-sakitan jadi hanya saya yang bekerja untuk hidupi keluarga," kata Iwan saat ditemui TribunBantaeng.com, Senin, (20/9/2021).
Sehari-hari Iwan hanya bekerja sebagai tukang jahit sepatu meneruskan usaha ayahnya yang kini sudah meninggal.
Ia membuka lapak jahitnya di depan asrama Polisi jalan manggis, Kecamatan Bantaeng.
Untuk sepasang sepatu yang dijahit, ia menetapkan harga sebesar Rp 20 ribu.
Namun kata Iwan, penghasilannya tak menentu sehari kadang hanya mendapat orderan sepasang sepatu.
Dan sesekali paling banyak mendapat penghasilan sebesar Rp. 100 ribu.
"Sekarang sudah sepi karena sudah banyak tukang jahit di Bantaeng baru pasang harga lebih murah jadi, kadang dapat satu jahitan kalau banyak bisa dapat Rp. 100 ribu," ujarnya.
Dengan penghasilannya itu, ia menghidupi ibunya yang kini sudah tua dan sakit-sakitan.
Ketika ibunya sakit, ia hanya mengandalkan obat tradisional karena tak mampu membawa ibunya berobat ke klinik kesehatan.
Bahkan untuk makan saja, sesekali ia dibantu oleh kakak iparnya yang hanya bekerja sebagai tukang bangunan.