Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Persib Bandung

Tak Hanya Jadi Pelatih, Legenda Persib Bandung Djadjang Nurdjaman Ajak Pemain Bisnis Properti

Legenda Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman tak hanya menjadi pelatih. Dia juga berbisnis untuk berbagai instrumen investasi.

Editor: Muh Hasim Arfah
Instagram Barito Putra
Pelatih Barito Putra sekaligus legenda Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman 

TRIBUN-TIMUR.COM- Tribuners! investasi tak mengenal umur dan kata terlambat.

Legenda Persib Bandung sekaligus mantan pelatih,  Djadjang Nurdjaman juga sudah berinvestasi.

Meskipun investadi dari pelatih yang membawa juara Liga Indonesia untuk Persib Bandung terkesan terlambat.

Menurut Djadjang Nurdjaman, dirinya terlambat menyadari untuk berinvestasi.

Apalagi profesi sepak bola profesional menawarkan kejayaan dan kemuliaan.

Terbiasa dengan pendapatan besar, membuat banyak pesepak bola terjebak dalam masa kejayaan.

Baca juga: Fans Persib Jangan Khawatir! Inilah Alasan Coach Robert Albert Timnya Akan Kalahkan Bali United

Alhasil, yang tidak bisa menahan diri harus siap merana pada hari tua.

Hal tersebut nyaris dirasakan pelatih senior Djadjang Nurdjaman.

Dia berkisah sempat terlena dalam nikmatnya ketenaran pada masa kejayaan hingga terlambat menyiapkan hari tuanya.

Sebagai pemain, dia merupakan pemain berlabel bintang pada masa jayanya.

Dia berhasil mengantarkan Persib Bandung juara tiga kali Kompetisi Perserikatan 1985, 1989-1990, dan 1993-1994. Capaian itu membuatnya menjadi salah satu legenda Persib Bandung yang masih disegani hingga saat ini.

Selain bersama Persib, Djadjang Nurdjaman pun mendapatkan kesempatan membela timnas Indonesia dari tahun 1987-1997.

Baca juga: Statistik dan Head to Head Bali United vs Persib Bandung, Maung Bandung Tim Kecil di Depan Spaso dkk

Dia menikmati masa-masa kejayaannya sampai lupa menata keuangan dan berinvestasi untuk hari tua.

Barulah setelah memasukan pengujung karier, pelatih kelahiran 30 Maret 1956 tersebut mulai meniti karier pasca-pensiun.

Dalam Berita Persib Hari Ini, Kemudian, dia memutuskan menjadi seorang pelatih.

"Awalnya tidak kepikiran, tetapi setelah mendekati usia pensiun sebagai pesepak bola, baru terpikir karena tidak mau keluar dari lingkungan sepak bola," kata pelatih yang biasa disapa Djanur itu kepada Kompas.com.

Penyesalan kedua, dia tidak menata finansialnya saat masih aktif menjadi pemain.

Djanur justru baru melek finansial saat memulai meniti karier sebagai pelatih.

Baca juga: Robert Alberts Bocorkan Persiapan Persib Bandung Jelang Lawan Bali United

Namun, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

"Dulu saya tidak sempat menabung ketika menjadi pemain karena tidak punya gaji sebesar pemain 'zaman now'.

Saya baru bisa menabung setelah menjadi pelatih, bisa dibilang terlambat," ujar pelatih yang kini menangani Barito Putera tersebut.

Meskipun demikian, keterlambatan yang dialami Djadjang Nurdjaman dalam menata karier dan finansial disebabkan beberapa alasan.

Selain alasan jumlah pendapatan yang berbeda, perbedaan orientasi prestasi antara pesepak bola zaman dulu dan sekarang juga memegang peran.

Dulu, banyak pemain berlomba-lomba berprestasi agar bisa diangkat sebagai pegawai pemerintah.

Baca juga: Jadwal & Preview Bali United vs Persib Bandung Liga 1 2021: Ujian Sesungguhnya Duet Klok-Rashid

Karena itu, kemudian banyak pemain yang memutuskan fokus berprestasi tanpa memikirkan pilihan karier sepak bolanya.

Selain itu, akses dan peluang untuk mengembangkan karier bagi atlet juga tidak semudah sekarang.

Dulu akses informasi sangat terbatas, apalagi pendidikan level lanjutan seperti universitas masih bersifat eksklusif.

Karena itu, hanya atlet-atlet tertentu yang visioner, mau menginvestasikan waktu, tenaga, dan pikirannya.

"Tadinya bisa seiring pendidikan karena ya main bola zaman saya targetnya bukan gaji seperti sekarang, melainkan berprestasi untuk dikerjakan oleh pemerintah setempat," katanya.

Kondisi tersebut sangat berbeda dengan kondisi persepakbolaan modern.

Banyak opsi jenjang karier yang disediakan, bahkan saat pemain masih tengah disibukkan sebagai seorang pesepak bola aktif, seperti menjadi pebisnis kuliner atau properti.

Baca juga: Jadwal Liga 1 Pekan Ini Bertabur Big Match: Persib vs BU, PSM Vs Persebaya dan Persija vs Persipura

"Jenis usahanya macam-macam, ada usaha kuliner, kos-kosan, dll. Alasannya bisa ditinggal, tidak harus selalu dipantau," ujar pelatih berusia 62 tahun itu.

Karena pengalamannya itu, Djajang Nurdjaman berpesan kepada pemain-pemain profesional yang masih aktif untuk mulai menata finansial dan karier dan tentu berbagai tips investasi.

Kunci utamanya adalah menjaga gaya hidup dan mau berinvestasi.

"Yang harus dilakukan oleh pemain profesional adalah harus disiplin tinggi di dalam dan di luar lapangan. Lifestyle glamor, kehidupan malam, boros, wajib dihindari," tuturnya.

"Menabung sangat penting karena pesepak bola setelah pensiun di usia 30-35 tahun punya peluang tipis jadi pegawai, jadi akan hidup dari dana tabungan tersebut," kata pelatih asal Majalengka itu.(*)

Baca juga: Persib dan Bali United Favorit Juara Liga 1 2021, Teco: Masih Terlalu Dini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved