PSM Makassar
Melempem di Dua Laga Awal, Pelatih PSM Bela Anco Jansen
Menjadi tumpuan Laskar Pinisi di lini depan, Anco belum terlihat sebagai pemain yang penampilannya bakal menjanjikan.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, BOGOR - Kualitas penyerang PSM Makassar, Anco Jansen, mulai diragukan.
Dalam dua laga awal, pemain berkepala plontos belum bisa menunjukkan penampilan memukau.
Dua laga dijalani pemain asal Belanda tanpa mencetak gol.
Kontribusinya kepada tim juga tidak bagus-bagus amat.
Penampilan Anco tidak lebih baik dari Ilham Udin Armaiyn, pemain lokal yang sudah mencetak dua gol bagi Juku Eja.
Kendati penampilannya melempem, Anco tetap mendapat dukungan dari pelatih Milomir Seslija.
Pelatih 57 tahun menyebut Anco masih butuh adaptasi.
"Dia (Anco) masih tetap beradaptasi," kata Milo, Rabu (15/9/2021).
Milo menilai kemampuan terbaik Anco belum keluar.
Bekas pemain Roda JC butuh dukungan dan lebih banyak umpan silang.
"Dia butuh support dan butuh lebih banyak lagi crossing," katanya.
Milo berharap, pada pertandingan berikutnya Anco bisa mendapat lebih banyak peluang di kotak penalti.
"Saya berharap di pertandingan selanjutnya, di mendapat lebih banyak supprot dan mendapatkan banyak peluang di area kotak penalti," ujarnya.
"Kita harus melayani dia lebih banyak dengan umpan-umpan berkualitas," sambungnya.
PSM Makassar telah menjalani dua pertandingan Liga 1 Indonesia 2021-2022.
Dua pertandingan tersebut berakhir dengan skor imbang.
Imbang 1-1 dengan Arema FC dan Madura United FC.
Hasil itu tentunya diluar ekspestasi publik sepakbola Sulsel.
Anco menjadi salah satu nama yang disorot penampilannya.
Menjadi tumpuan Laskar Pinisi di lini depan, Anco belum terlihat sebagai pemain yang penampilannya bakal menjanjikan.
Pemain asal Belanda tersebut masih tumpul alias belum bisa mencetak gol.
Fans PSM di Luwu Utara, Ahmad, menilai penampilan Anco sangat buruk.
Termasuk saat bertemu Madura United di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Minggu (12/9/2021).
"Anco Jansen mainnya tidak jelas, sangat buruk. Dia yang menjadi penyerang utama, malah dia yang menjadi penendang tendangan sudut," tuturnya.
Penampilan Anco Jansen di atas lapangan hijau berbanding terbalik dengan statusnya sebagai striker termahal Liga 1 2021.
Nilai transfer pemain asal Belanda ini mencapai Rp 8,69 miliar.
Saat masih berseragam FC Emmen, nilai transfernya mencapai Rp 12 miliar.
Pemain asal Belanda mulai bergabung dengan PSM pada Juni lalu.
Pemain Baru
PSM Makassar mendatangkan satu pemain baru.
Pemain tersebut adalah Fajar Handika.
Pemain senior berposisi gelandang bertahan.
Kedatangan Fajar Handika disampaikan Media Officer PSM, Sulaiman Abdul Karim.
"Ada pemain baru datang. Namanya Fajar Handika," kata Sulaiman di lobby Hotel Horison Bogor Icon, Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/9/2021) sore.
Sule, panggilan Sulaiman menyebut Fajar Handika sudah bergabung dengan tim di Bogor.
Yang saat ini tengah mempersiapkan diri menghadapi Persebaya Surabaya.
Dikutip dari Tribunnewswiki.com, Fajar Handika adalah pemain sepak bola yang berasal dari Sumatera Utara.
Terkahir dia memperkuat RANS Cilegon FC yang akan berkompetisi di Liga 2.
Ia lahir pada 4 Februari 1989 di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pemain yang memiliki tinggi 175 cm ini sudah berpengalaman bermain di level Liga 1 dengan memperkuat beberapa tim.
Seperti Barito Putera, Madura United, Kalteng Putra, dan Mitra Kukar.
Fajar Handika mengawali kariernya sebagai pemain sepak bola dengan memperkuat tim tanah kelahirannya, PSDS Deli Serdang sejak usia 19 tahun.
Setelah memperkuat PSDS selama dua musim, Fajar Handika pindah dan bermain bersama PSPS Riau sejak tahun 2010.
Ia memperkuat PSPS Riau yang berkompetisi di ISL dan pindah dari PSPS pada pertengahan musim 2013 ke Persela Lamongan.
Setelah PSPS mengalami penurunan performa hingga akhirnya harus terdegradasi ke Divisi Utama pada akhir musim.
Fajar Handika hanya bergabung dengan skuad Joko Tingkir selama setengah musim, setelah itu ia memperkuat Pro Duta FC dan Gresik United pada musim 2014.
Musim 2015, pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan ini bergabung dengan tim Mitra Kukar.
Pada ajang ISC A 2016, Fajar Handika bergabung dengan Madura United dan bermain selama satu musim bersama klub asal Madura tersebut.
Barito Putera menjadi pelabuhan karier berikutnya bagi Fajar Handika.
Ia bermain selama 2 musim bersama Barito Putera dengan tampil sebanyak 41 kali.
Pada musim perdananya bersama Barito Putera, ia menjadi andalan di lini tengah Laskar Antasari.
Namun pada putaran kedua ia lebih sering masuk sebagai pemain pengganti.
Dua musim di Barito Putera, Fajar Handika kemudian melanjutkan kariernya dengan bergabung dengan Kalteng Putra yang pada musim 2019 berkompetisi di Liga 1.
Selama satu musim bermain bersama Kalteng Putra, Fajar Handika menjadi andalan di lini tengah Kalteng Putra dan bermain dalam 29 pertandingan.
Ia kemudian pindah memperkuat Badak Lampung FC yang berkompetisi di Liga 2 musim 2020, namun liga pada musim itu terhenti akibat adanya pandemi.
Menjelang bergulirnya kembali Liga 2 musim 2021, Fajar Handika bergabung dengan tim RANS Cilegon FC.(*)