Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Enrekang

Bocah di Alla' Enrekang Tewas Terseret Arus Sungai Mata Allo

Sekitar satu hingga tiga jam pencarian, kita akhirnya temukan tak jauh dari lokasi awalnya terseret arus sungai.

Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Hasriyani Latif
Warga
Seorang bocah laki-laki asal Kampung Garutuk, Fatir terseret arus di Sungai Mata Allo Kalosi, Kecamatan Alla', Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa (14/9/2021) sore. 

TRIBUNENREKANG.COM, ALLA' - Seorang bocah laki-laki asal Kampung Garutuk, Fatir terseret arus di Sungai Mata Allo Kalosi, Kecamatan Alla', Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa (14/9/2021) sore.

Bocah tersebut terseret arus sungai saat mandi di Sungai Mata Allo bersama rekannya.

Fatir ditemukan tak bernyawa lagi oleh warga setempat di Dusun Kalimbua, Kalosi, Kecamatan Alla', Kabupaten Enrekang.

Warga setempat yang juga turut dalam pencarian, Ronald membenarkan kejadian tersebut saat dikonfirmasi TribunEnrekang.com, Rabu (15/9/2021) siang.

Menurutnya, Fatir bersama sejumlah rekannya mandi di Sungai Mata Allo di sekitar tempat tinggalnya.

"Iya betul kemarin seorang anak bernama Fatir tenggelam di Sungai Mata Allo dan jenazahnya sudah ditemukan," kata Ronal.

Ia mengatakan, warga setempat mencari Fatir di sepanjang aliran Sungai Mata Allo Kalosi.

"Sekitar satu hingga tiga jam pencarian, kita akhirnya temukan tak jauh dari lokasi awalnya terseret arus sungai," jelasnya.

Jenazah Fatir pun telah dimakamkan oleh keluarganya hari ini di kampung halamannya di Garutuk, Kecamatan Alla'.

Terpisah, Kasi Kesiapsiagaa Bencana BPBD Enrekang, Indra Audi Putra mengatakan, pihaknya tak mendapat laporan atas kejadian tersebut.

"Soal itu kami tak dapat laporan dan informasi dari keluarga ataupun warga disana," ujarnya.

Ia pun mengatakan, pihaknya tak mengirim personel ke lokasi kejadian karena tak ada laporan yang mereka terima.

"Sama sekali kami tak dapat laporan. Nanti baru kami tahu setelah beredar di media sosial tadi malam," pungkasnya.

Ia pun mengimbau masyarakat, jika terdapat peristiwa seperti itu untuk segera dilaporkan ke BPBD Enrekang agar dibantu melakukan pencarian dan penanganan.

Hanyut di Sungai Saddang

Alifah, bocah dua tahun yang hanyut di Sungai Saddang, Desa Malalin, Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan pada Senin (30/8/2021) lalu akhirnya ditemukan.

Alifah ditemukan di Muara Dusun Tanroe, Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sabtu (4/9/2021) pagi.

Alifah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Pinrang, Ali Topan mengatakan Alifah ditemukan oleh nelayan yang ada di Muara.

"Tim rescue mendapatkan informasi kalau korban ditemukan oleh nelayan di Muara. Tim SAR pun langsung ke lokasi titik penemuan," kata Ali Topan saat dikonfirmasi tribun-timur.com.

Tim SAR melakukan evakuasi dengan menggotong jenazah korban menggunakan kayu dan sarung.

Dari informasi yang dihimpun, jenazah korban pun langsung dijemput pihak keluarga.

"Sudah dijemput keluarganya untuk segera dimakamkan di Enrekang," ujarnya.

Diketahui puluhan anggota Tim SAR gabungan Kabupaten Pinrang membantu pencarian bocah tersebut.

Sejak Alifah dikabarkan tenggelam, anggota Tim SAR gabungan Pinrang langsung menuju lokasi kejadian dan bergabung dengan tim pencari yang lain.

Tim SAR gabungan yang dikomandoi Basarnas tersebut melakukan penyisiran Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) hingga ke Bendungan-Pincara, Kabupaten Pinrang.

Semua potensi SAR yang ada di Kabupaten Enrekang dan Pinrang serta beberapa perguruan tinggi digerakkan untuk mencari korban. 

Diberitakan sebelumnya, seorang bocah perempuan berusia dua tahun bernama Alifah di Dusun Malalin, Desa Malalin, Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang diduga hanyut terseret arus Sungai Saddang.

Hal itu dibenarkan oleh Keluarga korban, Syahrir saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (31/8/2021) siang.

Menurutnya, Alifah (2) terseret arus Sungai Saddang saat bermain di tepi sungai bersama seorang rekannya pada Senin (30/8/2021) sore.

Awalnya, Alifah pergi ke rumah neneknya yang tak jauh dari rumahnya kemudian ia bermain ke tepi sungai bersama temannya yang masih sebaya.

"Tapi tak lama berselang temannya kembali dan menyampaikan kalau Alifah terseret arus Sungai Saddang," katanya.

Ia menjelaskan rumah nenek Alifah memang sangat dekat dengan aliran Sungai Saddang.

"Memang rumahnya dekat dengan sungai. Dan saat mereka bermain ke sungai tidak ada yang perhatikan. Orang tuanya saat itu mungkin sedang di dapur," jelasnya.

Alifah adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Risma dan Hasbi. 

Alifah sendiri sejak lahir hingga saat ini belum pernah bertemu dengan ayahnya lantaran ayahnya, Hasbi memang merantau di Pulau Kalimantan sejak beberapa tahun lalu.(*)

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, @whaiez

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved