Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polibos

Tak Ingin Andalkan Kirim Orangtua, Mahasiswa Polibos Bayar Uang Kuliah dari Tukang Las

Seperti kuliah sambil kerja yang sedang dijalani oleh mahasiswa Politeknik Bosowa (Polibos), Program Studi Teknik Listrik, Mawardi.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sudirman
ist
Mahasiswa Politeknik Bosowa (Polibos), Program Studi Teknik Listrik, Mawardi 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -  Menjalani dua hal sekaligus bukanlah hal mudah.

Seperti kuliah sambil kerja yang sedang dijalani oleh mahasiswa Politeknik Bosowa (Polibos), Program Studi Teknik Listrik, Mawardi.

Mawardi bercerita, kuliah sambil bekerja bukanlah keputusan yang gampang.

Banyak waktu belajarnya yang terenggut demi mengais rupiah.

Pria kelahiran Desa Pidang 16 Juni 1997 ini tinggal disalah satu rumah kos di Jl Kapasa Raya.

Tiap bulan, ia harus merogoh kocek Rp220 ribu untuk sewa kosnya.

“Saya merantau ke Makassar sebatang kara dengan niat kuliah sambil kerja," ucapnya, Senin (13/9/2021).

Mawardi mengenal kampus Polibos melalui guru pembimbingnya di SMK.

Selama perjalanan perantauannya ke Makassar, guru pembimbing itu yang membantu Mawardi.

Mulai dari tiket kapal, tempat tinggal hingga pengurusan kuliah.

“Saya dulu sempat numpang di rumah salah satu dosen Polibos selama beberapa hari dan akhirnya dapat kos dengan harga paling murah walaupun dengan kondisi rumah kayu,” bebernya.

Demi membiayai hidupnya di tanah daeng, setiap Sabtu pagi Mawardi bekerja di Pasar Daya sebagai pengupas bawang.

Ia diberi upah Rp 50 ribu dalam seminggu.

Hingga kegigihannya tesebut di apresiasi oleh pihak Bosowa

Mawardi ditawari bekerja disalah satu tempat wisata Pantai Indah Bosowa.

Aktivitasnya di sana mulai subuh, pukul 06.00 – 20.45 Wita.

“Jadi sebelum saya masuk kerja di Pantai Indah Bosowa, saya dulu bekerja bersama salah satu dosen Polibos sebagai pengelas dan Alhamdulillah dengan upah tersebut saya bisa membiayai kuliah,” tuturnya.

Meski begitu, ia tak lupa akan perannya sebagai pelajar di bangku kuliah.

Baginya kuliah sambil bekerja adalah cara untuk tetap produktif.

” Saya harus produktif bekerja untuk bisa membiayai kuliah sendiri setidaknya bisa meringankan beban orangtua," ujarnya.

"Walaupun harus tertatih saya juga juga tetap mengerjakan tugas kuliah demi mimpi menjadi seorang sarjana,” sambungnya.

Tak terasa, kini Mawardi sudah menginjak semester 6.

Artinya, tidak lama lagi ia akan mengenakan pakaian toga .

Mawardi pun selalu bangga dengan dirinya walaupun ia sangat sulit membagi waktu dan sering merasa lelah.

Tetapi nilai IPK yang didapatkan merupakan sebuah pencapaian yang cukup memuaskan bagi dirinya.

Itulah pelecut semangatnya untuk menjalankan 2 kesibukan sekaligus yaitu berkuliah sambil bekerja. (*) 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved