UNM
Tim UNM Buat Kampung Jamur dan Industri Pengolahan Sampah di Gowa
Industri pengolahan sampah akan dipusatkan di Kecamatan Pattallassang dan kampung jamur akan dipusatkan di Bonto Marannu.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Suryana Anas
Mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial itu menuturkan, matching fund kedaireka diharapkan memberikan kontribusi ke kinerja utama UNM.
"Ini melibatkan tim, ada mahasiswa, ada dosen, ada industri, ada kampus lain," ujarnya.
Kata Hasnawi, rekognisi ini sesuai dengan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka.
"Ini sangat berkontribusi dalam peningkatan Indikator Kinerja Utama UNM. Insya Allah UNM akan mengawal program kementerian ini dengan baik," tuturnya.
Diketahui, UNM melalui matching fund kedaireka mendapatkan anggaran sekitar 2,5 M.
Informasinya, anggaran matching fund kedaireka tahun depan akan dinaikkan lima kali lipat dari tahun ini yang hanya 250 M.
"Dari 250 M saja, UNM dapat 2,5 M. Kalau naik lima kali lipat, tentu kita berharap UNM dapat lebih lagi," paparnya.
Harapannya, UNM menjadi corong perubahan dalam mendesiminasikan ide, riset, dan pengabdian pada masyarakat.
"Ini telah kita optimalkan dari kegiatan-kegiatan MBKM," tutupnya.
Pelepasan Tim Matching Fund Kedaireka UNM tahap 3 juga dihadiri Ketua LP2M UNM, Prof. Dr. Ir. Bakhrani Rauf, MT, Dekan FMIPA UNM, Suwardi Annas Ph.D, sejumlah Ketua Jurusan lingkup FMIPA UNM, dosen pembimbing lapangan, Tim Kedaireka MBKM UNM, dan mahasiswa yang terlibat. (*).
