Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stadion Mattoanging

Kenapa Anggaran Pembangunan Stadion Mattoanging Mahal? Ini Penjelasan TAPD Sulsel

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menganggarkan pembangunan Stadion Mattoanging Makassar pada APBD 2022.

Editor: Suryana Anas
Pemprov Sulsel
Desain Stadion Mattoanging - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menganggarkan pembangunan Stadion Mattoanging Makassar pada APBD 2022. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menganggarkan pembangunan Stadion Mattoanging Makassar pada APBD 2022.

Untuk tahap awal, Rp70 miliar kas Pemprov Sulsel akan digelontorkan untuk pembuatan lapangan

Pengguna internet (netizen) menganggap anggarannya terlalu mahal untuk membiayai lapangan saja.

Setidaknya, untuk lapangan berstandar FIFA hanya butuh dana Rp5,5 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Andi Darmawan Bintang mengatakan, selain lapangan, dana yang dianggarkan juga untuk membuat jogging track.

"Lapangan sekitar 60 miliar, dan lebihnya jogging track," ucap Darmawan Bintang kepada tribun-timur.com, Minggu (29/8/2021) sore.

Darmawan mengakui, alokasi untuk lapangan cukup besar karena disesuaikan dengan standar internasional.

"Kenapa besar, karena lapangan yang mau kita buat punya lapisan bawah dan dindingnya dibeton, jadi sistem penyiraman dan lainnya semua sudah lengkap di lapangan, jadi memang agak mahal," jelasnya.

Darmawan tak menjelaskan secara teknis gambaran konstruksi lapangan senilai Rp60 miliar tersebut. 

Hanya saja, kata dia pembangunan stadion Mattoanging dilakukan dengan dua tahap.

Tahap pertama untuk lapangan dan jogging track direncanakan tahun 2022.

Sementara tahap kedua pembuatan tribun dan non tribun, dilanjutkan tahun 2023.

"Kita harapkan lapangan itu sudah bisa difungsikan meskipun belum ada tempat penonton yang bisa digunakan," tuturnya.

Lanjut Darmawan, desain lapangan stadion sudah dirampungkan setalah adanya perubahan dari desain lama dengan anggaran Rp1 triliun lebih.

Kata dia, perubahan desain atau additional desain dilakukan karena pertimbangan kesesuaian anggaran daerah.

Kebutuhan anggaran desain lama tak bisa diakomodasi oleh Pemprov Sulsel.

"Kemarin cukup besar memang (kebutuhan anggaran), kita lihat kemungkinan tidak bisa kita akomodasi dengan pertimbangan keamanan," ujarnya.

Sementara itu, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Stadion Mattoanging, Andi Arwien Azis tidak merespon telepon dan whatsapp tribun-timur.com.

Sebelumnya, akun Facebook Dispora Sulsel mengunggah 16 gambar desain additional Stadion Mattoanging Makassar, Jumat (27/8/2021).

Dalam unggahannya, admin menjelaskan beberapa hal.

Sebagai OPD Pengguna Anggaran, Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan melalui pekerjaan belanja jasa konsultansi DED yang dilaksanakan Kerja Sama Operasi (KSO) tiga perusahaan kontraktor PT Arkonin, PT Bina Karya dan PT Yodya Karya, telah merampungkan desain tambahan (additional design) dari desain DED ultimate pembangunan Stadion Mattoanging.

Detail Engineering Design (DED) ultimate telah final diterima pada Februari 2021 dan desain additional sudah difinalisasi pada Agustus ini. Seluruh desain tetap mengacu pada stadion internasional berstandar FIFA. 

Desain additional ini mengalami perubahan dari DED ultimate 2020, dimana kapasitas penonton menyesuaikan dari 40 ribu menjadi 20 ribu penonton, memakai kursi tunggal (single seat).

Juga ada penyesuian atap stadion, yang lalu mengelilingi stadion. Kini hanya ada di tribun sebelah barat dan timur.

Selain itu, desain Stadioan Mattoanging tetap menggunakan lintasan atletik.

Ini dipertahankan dengan pertimbangan, kebutuhan akan adanya fasilitas olahraga lainnya selain sepakbola di Makassar, serta untuk pelaksanaan pembukaan acara olahraga yang terkadang memerlukan kirab (defile) dari para peserta.

Sebagai referensi, konsultan desain melakukan studi tipologi di empat stadion besar yang ada di Indonesia, yaitu: Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Stadion Manahan Solo, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali.

Kepala Seksi Infrastuktur dan Kemitraan Olahraga, Herbudhie Ristanto menerangkan proses pembangunan Stadion Mattoangin mengalami perubahan desain, disebabkan adanya pengalihan kebijakan sumber pembiayaan dan penganggaran Pemrov Sulsel di 2021

Awal tahun 2021, Pemprov Sulsel diharuskan melakukan refocusing dan realokasi anggaran di tengah situasi Pandemi Covid-19, dengan prioritas pada penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi," kata Herbudhie, Selasa (24/8/2021) lalu.

"Sehingga kebijakan penganggaran dialihkan ke dua sektor tadi.  Ini berakibat perubahan desain stadion dengan menyesuaikan ketersediaan anggaran pemprov,” tambahnya. 

Menurut Herbudhie Ristanto kronologi pembangunan Stadion Mattoanging dimulai di 2019, dengan pekerjaan pra desain awal menggunakan anggaran sebesar Rp50 juta.

Kemudian dilanjutkan dengan audit konstruksi menghabiskan anggaran sebesar Rp150 juta di 2020.

Kemudian, masih di 2020, dilakukan penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan (DELH) dan Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) sebesar Rp750 juta, serta Analisis Dampak Lalulintas (ANDALALIN) sebesar Rp250 juta .

“Target pembangunan adalah stadion internasional berstandar FIFA dengan kapasitas penonton 45 ribu seat dengan anggaran sebesar Rp1,12 triliun," katanya.

"Untuk itu dilaksanakan kegiatan perencanaan pembangunan melalui Penyusunan Detail Engineering Design (DED) memakai anggaran sebesar Rp25 miliar dan Manajemen Konstruksi  sebesar Rp4 miliar," tambahnya.

Rencana awal, ketersediaan anggaran melalui dana pinjaman daerah dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Meski mengalami perubahan anggaran terkait sumber pembiayaan dari APBD Murni, Pemprov Sulsel tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangungan Stadion Mattoangin ini.

Prakiraan total anggaran yang dibutuhkan adalah sebesar Rp370 miliar.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved