Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PLN

Terapkan Cofiring, Pembangkit PLN Kian Ramah Lingkungan

Saat ini terdapat 6 unit pembangkit milik PLN Unit Induk Pembangkitan & Penyaluran Sulawesi yang berhasil menerapkan Cofiring

Editor: Suryana Anas
Dok PLN
PLN menekan tingkat emisi karbon pada pembangkit listrik, salah satu caranya adalah dengan dengan menerapkan proses cofiring pada pembangkit PLTU. 

MAKASSAR - Selaras dengan Transformasi PLN (Green) selain meningkatkan pemanfaatan Energi Baru terbarukan PLN juga concern dalam menekan tingkat emisi karbon pada pembangkit listrik, salah satu caranya adalah dengan dengan menerapkan proses cofiring pada pembangkit PLTU.

Cofiring adalah pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif campuran batubara yang merupakan bahan bakar utama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Saat ini terdapat 6 unit pembangkit milik PLN Unit Induk Pembangkitan & Penyaluran Sulawesi yang berhasil menerapkan Cofiring, yakni PLTU Anggrek (2 x 2.75 MW), PLTU Barru (2 x 55 MW), PLTU Nii Tanasa (2 x 12 MW), PLTU Amurang (2 x 25 MW), dan PLTU Punagaya (2 x 110 MW)

Penerapan Cofiring pada PLTU Anggrek sudah berlangsung sejak tahun 2020,
PLTU Anggrek memanfaatkan campuran biomass berupa woodchip kayu lamtoro pada batubara dengan perbandingan 5 : 95, dalam kurun waktu tersebut PLTU Anggrek berhasil menurunkan emisi gas buang PLTU yang cukup signifikan yaitu 25,3 % untuk SO2 dari 554,3 mg/Nm3 ke 413,8 mg/Nm3 dan untuk Nox menunjukkan penurunan sebesar 37,6 % dari 413,8 mg/Nm3 ke 257,8 mg/Nm3 sehingga berhasil memenuhi nilai baku mutu emisi mengacu Permen Lingkungan Hidup No.15 tahun 2019 yakni <= 550 mg/Nm3.

Selanjutnya adalah PLTU Barru yang berhasil memanfaatkan campuran biomass sawdust kayu jati pada batubara dengan perbandingan 5:95, dalam penerapanya berhasil menurunkan emisi gas buang yang cukup signifikan yaitu 62,8 % untuk SO2 dari 113 mg/Nm3 menjadi 42 mg/Nm3, 51,3% untuk Particulate matter dari 37.8 mg/Nm3 menjadi 18,4 mg/Nm3 hampir setengahnya.

Di sisi lain dengan adanya proses Co-firing ini, PLTU Anggrek akan dapat menghemat biaya produksi listrik sebesar 66,24 Rp/kWh dari sebelumnya dengan menggunakan 100 % batubara sebagai bahan bakar utama menjadi 95% Batubara + 5% Biomassa.

“Kedepan penerapan CO-Firing PLTU akan menjadi program berkelanjutan yang akan terus digulirkan PLN dalam upaya mencari komposisi terbaik dan paling efisien untuk menghasilkan energi bersih ramah lingkungan tanpa mengganggu kinerja pembangkitnya itu sendiri” ungkap Putu Sudarsa selaku Senior Manager Pembangkitan PLN UIKL Sulawesi.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved