Mengenal Badai Sitokin yang Hampir Membuat Deddy Corbuzier Meninggal, Ini Dampaknya ke Paru-paru
Deddy Corbuzier mengatakan meski sudah negatif Covid-19, kondisinya makin parah oleh badai cytokine storm atau badai sitokin.
TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah menghilang dari media sosial selama dua pekan, Deddy Corbuzier akhirnya muncul.
Deddy Corbuzier mengumumkan bahwa selama dua minggu itu, dirinya antara berjuang melawan Covid-19.
Deddy Corbuzier mengatakan meski sudah negatif Covid-19, kondisinya makin parah oleh badai cytokine storm atau badai sitokin.
Bahkan, dia mengatakan hampir meninggal karena badai sitokin tersebut.
Hal itu diungkapkan Deddy Corbuzier lewat postingan Instagram @mastercorbuzier, seperti dilansir Tribun-timur.com.
"Mohon maaf saya baru bisa memberitahu keadaan sebenarnya pada masyarakat,
Intinya dua minggu saya break semua nya karena saya Hrs konsentrasi pada kesehatan saya.
Saya sakit.. Kritis, hampir meninggal karena badai Cytokine, lucu nya dengan keadaan sudah negatif.
Yes it's covid.
Tanpa gejala apapun tiba tiba saya masuk ke dalam badai Cytokine dengan keadaan paru paru rusak 60% dalam dua hari..
Jendral Lukman Waka RSPAD, Dr Wenny Tan hingga Dr Gunawan turun tangan semaksimal mungkin tuk menstabilkan keadaan saya keluar dr masa kritis.
Yes it's a life and death situation.
Hebat nya Oksigen darah saya tidak turun bahkan diam di 97-99 karena pola hidup sehat saya selama ini...
hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yg parah.
Bayangkan kerusakan sebesar itu tanpa penurunan oksigen..