Varian Delta
Termasuk Sulsel, Ini 10 Daerah dengan Kasus Varian Delta Tertinggi di Indonesia
Meski kasus covid-19 di Indonesia mulai melandai, namun pemerintah tetap mewaspadai kembali menyebarnya virus corona varian delta.
TRIBUN-TIMUR.COM - Meski kasus covid-19 di Indonesia mulai melandai, namun pemerintah tetap mewaspadai kembali menyebarnya virus corona varian delta.
Seperti diketahui, varian delta adalah salah satu varian virus corona yang dianggap sangat berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat dan sangat mematikan.
Berdasarkan pemetaan Kementerian Kesehatan, ada 10 provinsi di Indonesia yang memiliki konsentrasi virus corona varian delta tertinggi.
"Sepuluh provinsi itu, yakni Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua," ucap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/8/2021).
"Kami imbau provinsi-provinsi tersebut untuk lebih waspada dan meningkatkan testing dan tracing-nya. Mengingat jumlah varian delta yang terdeteksi cukup tinggi," ucap Nadia.
Menurut Nadia, saat ini angka testing rate di 10 provinsi tersebut masih berada di bawah rata-rata nasional.
Di sisi lain, Nadia meminta provinsi-provinsi lain yang belum melaporkan varian delta untuk tetap melakukan kewaspadaan yang sama dengan 10 provinsi itu.
"Untuk tetap diharapkan melakukan kewaspadaan yang sama dengan provinsi yang sudah menemukan varian-varian baru ini," tutur Nadia.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan dari hasil sequencing terhadap varian-varian baru virus corona di Indonesia, sebanyak 80 persennya adalah varian delta.
Kegiatan sequencing merupakan upaya untuk mengetahui penyebaran mutasi virus corona.
Data tersebut berdasarkan pencatatan hasil sequencing per 18 Agustus 2021.
Nadia mengingatkan, varian delta merupakan varian yang saat ini mendominasi pelaporan kasus Covid-19 di hampir seluruh negara di dunia.
"Dengan kemampuan penularan yang lebih tinggi serta potensi untuk memunculkan gejala keparahan lebih tinggi. Maka kita harus selalu waspada," tutur Nadia.
"Pemerintah terus melakukan kegiatan sequencing untuk memantau penyebaran varian baru baik yang berasal dari luar maupun dari lokal."
Per 18 Agustus sudah lebih dari 5.000 sequncing dilakukan.
Dengan 80 persen hasil adalah varian delta. (*)