Timor Leste
Dulu Bersatu Melawan Indonesia, FALINTIL Timor Leste Lalu Pecah Dua Lalu F-FDTL Bertempur Lawan PNTL
Dulu Pernah Berperang dengan Indonesia, Kini Jadi Pasukan Bersenjata Resmi, Terkuak Inilah Kekuatan Militer Timor Leste yang Jarang Diketahui Dunia
TRIBUN-TIMUR.COM - Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia melancarkan invasi udara dan laut besar-besaran, yang dikenal sebagai Operasi Seroja, atau 'Operasi Lotus terhadap Timor Leste.'
641 Pasukan terjun payung Indonesia melakukan penerjunan ke kota Dili, di mana mereka terlibat dalam enam jam pertempuran dengan kelompok bersenjata FALINTIL.
Awalnya, FALINTIL merupakan sayap militer partai politik FRETILIN yang didirikan tahun 1795.
Selama bulan-bulan pertama pendudukan, militer Indonesia menghadapi perlawanan pemberontakan mereka.
Sementara Indonesia hampir seluruhnya menggunakan peralatan yang dipasok AS, FALINTIL memperoleh sebagian unit militernya dari mantan pasukan garnisun Portugis yang beralih kesetiaan.
Pada 1 Februari 2001 FALINTIL secara resmi dibubarkan dan berganti menjadi FALINTIL - Força de Defesa de Timor Leste (F-FDTL) atau Angkatan Pertahanan Timor Leste.
Meski begitu, nama Timor Leste tidak terpampang dalam data Global Fire Power.
Hal ini berarti bahwa militer negara Timor Leste tidak masuk hitungan.
Begitu juga kelengkapan alutsista serta postur anggarannya yang tidak begitu kuat.
Mereka tidak memiliki personel cadangan dan menurut Worldbank.org pada 2012, anggaran pertahanannya didapat dari ekspor minyak, gas, dan kopi.
Perseteruan F-FDTL vs PNTL
F-FDTL sendiri memiliki peran keamanan dalam negeri, yang tumpang tindih dengan Policia Nacional de Timor Leste (PNTL).
Tumpang tindih ini telah menyebabkan ketegangan di antara badan-badan tersebut, yang diperburuk oleh moral yang buruk dan kurangnya disiplin di dalam F-FDTL.
Masalah F-FDTL memuncak pada tahun 2006 ketika hampir separuh pasukan dibubarkan menyusul protes atas diskriminasi dan kondisi yang buruk.
Pada bulan Januari 2006, 159 tentara dari sebagian besar unit di F-FDTL mengeluh dalam petisi kepada Presiden Xanana Gusmao bahwa tentara dari timur negara itu menerima perlakuan yang lebih baik daripada bagian barat.