Andi Darussalam Tabussala Wafat
Cara Andi Darussalam Melawan Sakit, Rutin Cuci Darah Sejak 2007 dan Selalu Bersyukur kepada Allah
Cara Andi Darussalam Melawan Sakit, Rutin Cuci Darah Sejak 2007 dan Terus Bersyukur kepada Allah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ucapan duka cita dan belasungkawa tersu berdatangan atas wafatnya Andi Darussalam Tabussala.
Ipar Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo ini dimakamkan di TPU Panaikang Makassar Selasa (17/8/2021) bada lohor.
Sejatinya, Puang Salam, sudah berjuang melawan sakitnya sejak 2007 silam.
Namun akhirnya ia berpulang Senin (16/8/2021).
Sakitnya membuat Puang Salam rutin cuci darah sejak 2007.
Bukannya bersedih, ia berdamai dengan penyakitnya.
Pengalamannya mensyukuri penyakitnya disampaikan dalam bukunya berjudul Aku dan Tuhanku.
Buku ini terbit November 2020 lalu.
Launching buku keduanya ini berlangsung sederhana yang dihadiri oleh orang-orang terdekatnya di Kedai Teman Ngopi, Jl Onta Lama, Makassar.
Buku keduanya diberi judul 'Aku dan Tuhanku' menurut ADS dipilih bukan tanpa alasan.
"Ini adalah fakta bukannya bermain-main dengan judul. Allah memberikan saya sakit sejak 2007 harus menjalani cuci darah. Bagi saya itu bukan musibah tapi itulah karunia, saya bersyukur Allah berikan saya sakit," terangnya.
Buku perjalanan hidup ADS ini ditulis oleh Andhy Pallawa dan secara spesial Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menuliskan Epilog di buku ini.
"Saya dan Cak Nun itu dulu sering bertengkar, beliau lawan saya waktu Lapindo (kasus lumpur). Tapi beliau sekarang kawan saya," katanya.
Wafat di RS Wahidin
Andi Darussalam wafat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada Senin (16/8/2021) pukul 23.35 Wita.
Di RS ini ia rutin berkunjung untuk cuci darah.
Almarhum wafat diusia 70 tahun.
Jenazah almarhum Andi Darussalam Tabusalla masih disemayamkan di rumah duka di Jl Hertasning Nomor 52A, Kota Makassar, Selasa (17/8/2021).
Pantauan Tribun-Timur.com, sejumlah keluarga dan kerabat terdekat mulai berdatangan.
Ucapan bela sungkawa dalam bentuk karangan bunga mulai berdatangan. Ada dari Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf, Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi.
Puluhan tokoh di Sulsel melepas kepergian Puang Salam.
Pertama Kali Terjun ke Dunia Sepak Bola
Andi Darusallam Tabusalla lahir di Surabaya pada 25 Agustus tahun 1950.
Kariernya di dunia olahraga, dimulai para tahun 1970-an ketika mendapat amanah menjadi Wakil Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Jakarta.
Dari tangan dinginnya, ia sukses melahirkan banyak pecatur hebat di Indonesia seperti Utut Adianto (alm), Edi Handoko, dan banyak pecatur nasional lainnya yang lahir dari hasil binaannya.
Kecintaannya terhadap dunia olahraga, membawanya ke dunia sepak bola.
Andi pernah menjabat sebagai pembantu umum, saat klub Makassar Utama lahir.
Suami Andi Tenriangka Yasin Limpo ini juga menjadi penghubung Makassar Utama dengan Liga Sepak Bola Utama (Galatama).
Andi pun mulai melebarkan kemampuannya untuk memberikan kontribusi ke Timnas Indonesia, sebagai manajer.
Dirinya menemani Timnas Indonesia tampil di Piala Kemerdekaan 1988, dan ke putaran final Piala Asia di China tahun 1990.
Pernah Menjadi Ketua Koni
Usai banyak kontribusi untuk Skuat Garuda, Andi Darussalam Tabusalla pun didapuk menjadi ketua Badan Liga Indonesia pada tahun 2008.
Sosoknya yang senior di dunia sepak bola Tanah Air, membuatnya berhasil menjadi penengah atas kisruh dualisme antara PSSI dan KPSI tahun 2013 lalu.
Dirinya berhasil menyatukan keduanya, dibawah kepemimpinan Djohar Arifin.
Selain itu, Andi juga sempat menjabat sebagai Ketua KONI Sulsel pada tahun 2013 hingga 2017.
Selain sepak bola, dirinya juga pernah menjadi pengurus Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), dan Persatuan Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI).
ADS juga boleh disebut sebagai salah satu tokoh besar dalam pesepakbolaan Indonesia.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Badan Liga Indonesia (sekarang PT LIB), dan juga manajer Timnas Indonesia.
Tak hanya di sepakbola, ADS juga berkecimpung mengurusi cabang olahraga lainnya.
Jabatan sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan pun pernah ia emban.(*)