Tribun Makassar
Rumah Penjual Daging di Makassar Selamat dari Peristiwa Kebakaran Kampung Lepping, Ini Amalannya!
Namun, diantara puluhan rumah yang hangus itu, ada satu rumah yang nyaris tidak tersentuh api sama sekali.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kebakaran menghanguskan puluhan rumah di Kampung Lepping, Jl Muh Tahir, Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Makassar, Rabu kemarin.
Data yang diperoleh, total ada 110 rumah yang terbakar. 95 diantaranya hangus terbakar dan 15 lainnya terdampak atau mengalami kerusakan.
Namun, diantara puluhan rumah yang hangus itu, ada satu rumah yang nyaris tidak tersentuh api sama sekali.
Ialah rumah milik Rudi Daeng Rapi (41) dan istrinya, Irma Daeng Puji (38).
Rumah batu bercat hijau kuning itu berdiri kokoh di tengah tenda rumah-rumah yang terbakar.
Padahal rumah di depan, samping kiri-kanan dan belakangnya hangus terbakar.
Termasuk rumah ibu Rudi, Halawan Daeng Bollo, turut hangus dan hanya menyisahkan puing.
Pantauan di rumah hijau itu, hanya meteran listrinya yang tampak terdapat bekas rembesan api.
Selebihnya, tembok atau waran dari chat rumah tidak terlihat adanya bekas Sambaran api.
Istri Rudi, Irma menuturkan, saat kejadian, ia bersama sang suami dan empat anaknya berada di dalam rumah.
"Waktu kejadian itu saya sementara mau mencuci, anak-anak di dalam rumah semua sama suami juga. Sekitar jam 9 pagi lewat ada ribut-ribut teriak kebakaran," kata Irma ditemui di rumahnya, Sabtu (14/8/2021) siang.
Irma pun bergegas ke luar rumah mengecek teriakan kebakaran itu. Dan benar saja, kobaran api muncul di salah satu rumah warga di lorong 1.
"Pas saya lihat ada betul api di lorong satu, saya langsung suruh anak-anak ku semua tidak keluar rumah, bapaknya di depan pintu terus berdzikir," ujarnya.
Selang 15 menit, api kian membesar dan menjalar ke rumah lainnya.
Hingga akhirnya, kobaran api mendekat ka rumahnya. Ia pun membawa ke empat anaknya ke luar rumah menyelamatkan diri.
"Saya larimi ke luar bawa anak-anak sama ijazah-ijazah semua di dalam tas. Bapaknya (Rudi) yang tinggal di samping rumah sambil lihat keadaan api," ucapnya.
Rudi lanjut Irma, tetap tinggal di samping rumahnya, tepat di samping pintu masuk rumah.
"Saya dengarji dia (Rudi) bilang, kenapa tambah menjalar ini api. Begitu dia bilang sambil berdzikir terus," terang Irma.
Lebih kurang tiga jam, Tim Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar berjibaku bersama warga, api pun berhasil dipadamkan.
Saat api padam kata Irma, dirinya mendapat telepon dari sang suami Rudi.
"Bapaknya (Rudi) bilang, Alhamdulillah tidak apa-apaji rumah. Jadi saya bilang mi juga Alhamdulillah," ucapnya menirukan percakapan dengan sang suami.
Lebih jauh Irma menjelaskan, sebelum insiden kebakaran itu, beberapa tahun terakhir sang suami kerap mengisi malamnya sebelum tidur dengan mengaji dan berdzikir.
"Biasa memang tiap malam bapaknya (Rudi) mengaji, habis itu dzikir sebelum tidur," beber Irma.
"Sempat juga adzan katanya waktu kebakaran," celutuk ipar Irma, saat wawancara berlangsung.
Bahkan sang suami (Rudi) lanjit Irma, punya kelompok pengajian atau dzikir tertentu.
"Saya tidak tahu apa nama kelompoknya. Yang jelas itu biasa juga ada beberapa temannya datang ke sini (rumah) dzikir sama-sama kalau malam Jumat, kadang juga bapaknya yang ke rumah temannya ikut dzikir sama," tuturnya.
Rudi kata dia bukanlah penceramah ataupun pendakwah yang tulen.
Keseharian Rudi diisi dengan menjual daging ke beberapa warung Coto di Kota Makassar.
"Kalau pagi itu, pergi jual tetelan daging untuk campuran coto. Seperti pipihnya sama hatinya," tutur Irma.
Hasil jualan daging itulah yang digunakan untuk menafkahi istri dan ke empat anaknya.(*)