Bandara Hasanuddin
Penyelesaian Pengembangan Bandara Hasanuddin Molor ke Mei 2022
Progres pembangunan proyek pengembangan Sultan Hasanuddin International Airport Makassar
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman bersama Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari meninjau progres pembangunan proyek pengembangan Sultan Hasanuddin International Airport Makassar (SHIAM), Senin (9/8/2021).
Andi Sudirman usai peninjauan mengatakan, sesuai arahan GM Angkasa Pura I Wahyudi, progres pembangunan terminal baur sudah 70 persen.
"Bila ini jadi, tentunya bisa diakses oleh 40 ribu-60 ribu penumpang per hari. Ini menegaskan bahwa Sulsel Hub Indonesia Timur. Intensitas transit terbanyak di luar Pulau Jawa adalah Makassar," katanya saat diwancara Senin siang.
"Ini tentunya bisa meningkatkan ekonomi. Kita sudah minta tadi bagaimana pengusaha masuk ke sini utamanya kuliner, sehingga saat orang masuk, sudah tahu ini bandara di Makassar dengan kearifan lokalnya," tambahnya.
Rencananya, peresmian proyek pengembangan SHIAM tersebut akan dilakukan pada Mei 2022.
"Mudah-mudahan itu bisa terwujud," ujar Andi Sudirman.
Andalan sapaannya berharap, progres pembangunan SHIAM selesai sesuai target, selanjutnya akan terbuka konektivitas penerbangan, khususnya pengembangan wisawatan mancanegara.
Rencana peresmian SHIAM molor. Pada saat Gubernur Sulsel nonaktid Nurdin Abdullah berkunjung ke SHIAM, Senin (28/9/2020) lalu, General Manager PT Angkasa Pura I Wahyudi mengatakan peresmian akhir 2021.
"Jika tak ada halangan Oktober 2021 pembangunan sudah rampung dan dapat digunakan," katanya.
Alasan molor, karena masih dalam masa pandemi Covid-19.
Desain dan Anggaran
Wajah SHIAM kebanggaan warga Sulsel ini mengalami banyak perubahan. Mulai dari desain atap mengikuti pola ombak dimana Sulawesi memiliki terdiri dari banyak kepulauan.
Untuk ornamen dan hiasan tambahan lainnya, mengikuti motif ala Sulawesi Selatan, seperti motif Toraja, juga ornamen kayu bermotif kapal Pinisi.
"Kenapa atap berbentuk ombak, karena Sulawesi Selatan pada umumnya, dan Makassar pada khususnya kental dengan lautan, dan ornamen kita corak khas Sulawesi Selatan, Toraja dan kapal Pinisi," ujar Deputi Project Manager PT WIKA, Agung Budiarto.
Bahkan gate (akses dari dan ke maskapai) yang dulunya hanya ada enam kini bertambah menjadi dua belas Gate.
"Sekarang ada 6 Gate, Insya Allah nanti bertambah 6 Gate lagi menjadi 12 Gate," katanya.
Pembangunan menelan anggaran hampir Rp2,7 triliun, akan menampung lima belas juta penumpang per tahun, itu dua kali lipat dari jumlah kapasitas bandara saat ini. (*)