Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lois Owien

Masih Ingat Dokter Lois Owien? Dulu Bikin Gaduh Gegara Tak Percaya Covid-19, Kini Dekat Farhat Abbas

Kini dokter tersebut berkarier di politik. Dia bergabung dengan partai politik Pandai yang dipimpin Farhat Abbas.

Editor: Ansar
twitter
dr Lois Owien dokter tak percaya Covid-19- Kini dokter tersebut berkarier di politik. Dia bergabung dengan partai politik Pandai yang dipimpin Farhat Abbas. 

“Kerja keras pemerintah untuk meredam penularan Covid-19 bisa berantakan gara-gara Lois. PPKM Darurat juga terancam gagal kalau dia tidak ditahan,” kata Dewinta, Kamis (15/7/2021).

Dewinta mengatakan, Lois sebelumnya pernah mengatakan bahwa tidak perlu memakai masker karena Covid-19 tak disebabkan oleh virus.

Selain itu, orang yang meninggal disebut karena Covid-19 justru sebenarnya meninggal akibat interaksi berbagai macam obat yang dikonsumsi.

“Kalau banyak orang percaya omongan Lois Owien, warga yang terpapar bisa makin meledak daripada sekarang,” ujarnya.

Dewinta menegaskan bahwa virus Covid-19 itu nyata dan menular hingga mengakibatkan kematian bagi yang kondisinya lemah.

Obat-obatan yang diberikan oleh dokter juga sangat membantu penyembuhan pasien yang terpapar.

Kata dia, sepatutnya dr Lois lebih berempati dengan tenaga kesehatan yang selama 1,5 tahun berjuang melawan Corona, bahkan tidak sedikit dari mereka ada yang meninggal dunia.

Selain itu, saat bertugas mereka juga diwajibkan menggunakan alat pelindung diri atau APD yang tepat dan sesuai standar.

APD memang dirancang untuk menjadi penghalang terhadap penetrasi zat, partikel bebas cair atau udara, dan melindungi penggunanya terhadap penyebaran infeksi.

APD terdiri dari masker, sarung tangan, coverall, gaun, pelindung mata, pelindung muka, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boot anti air.

Berdasarkan data LaporCovid-19, tercatat ada 1.207 tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.

Data ini merupakan akumulatif kematian nakes selama pandemi Covid-19 hingga 9 Juli 2021.

Dari 1.207 tenaga kesehatan yang meninggal dunia, sebanyak 458 adalah dokter, 373 perawat, 208 bidan, 46 dokter gigi, dan 32 ahli teknologi lab medik.

Kemudian, tiga orang terapis gigi, enam rekam radiologi, tiga petugas ambulans, tiga tenaga farmasi, tiga elektromedik, lima sanitarian, 10 apoteker, satu fisikawan medik, dua epidemiolog, satu entomolog kesehatan, dan lebih dari 53 tenaga kesehatan kategori lainnya.

“Kalau Lois tidak percaya Covid, dia bisa menjadi relawan di RS rujukan Covid-19 tanpa pakai APD. Cukup sepekan saja ngurus pasien Covid-19,” kata Dewinta.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved