BBIHP Makassar Bantu 31 IKM di Indonesia Timur
Sekedar informasi, di acara Kick Off tersebut BBIHP juga melaksanakan MoU dengan Centra Mart Sulsel (PTBerkah Syariah Indonesia) dan One Mart Group
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Makassar mendorong Peningkatan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) di masa Pandemi Covid 19.
Hal tersebut ditandai launching program inkubasi IKM berbasis teknologi di acara Webinar dan Kick Off Pelaksanaan Program Inkubasi Industri dan Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi BBIHP, Kamis (5/8/2021).
Sebanyak 31 IKM dari Indonesia Timur bakal dibina atau diinkubasi BBIHP dari tiga program.
Pertama, program IBT BBIHP sebanyak 20 IKM dari 13 kabupaten.
Kedua, Program DAPATI Kemenperin sebanyak 6 IKM.
Ketiga, dan Program Startup Inovasi Indonesia (SII) PPBT BRIN sebanyak 5 IKM.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi menyampaikan, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian meletakkan industri sebagai salah satu pilar ekonomi dan memberikan peran besar kepada pemerintah dalam mendorong kemajuan industri nasional secara terencana.
"Peran tersebut diperlukan dalam mengarahkan perekonomian nasional untuk tumbuh lebih cepat dan mengejar ketertinggalan dari negara lain," katanya.
Berdasarkan RIPIN, lanjut dia, saat ini berada pada tahapan pencapaian keunggulan kompetitif berwawasan lingkungan.
Tentunya, melalui penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi.
Ia juga menyampaikan, upaya penumbuhan dan pengembangan IKM berbasis inovasi teknologi dapat dilakukan melalui optimalisasi dan inkubasi teknologi.
Olehnya itu, diharapkan menjadi sarana dan prasarana untuk mendorong lahirnya wirausaha baru dengan intrepreneur yang tangguh.
"Langkah optimalisasi teknologi ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin untuk menaikan nilai TKDN menjadi 50 persen pada tahun 2024 sebagimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024," imbuhnya.
Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Setia Diarta menyampaikan tujuan kegiatan ini.
Salah satunya, mensosialisasikan salah satu program yang dikembangkan di lingkup Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian.
"Program inkubasi bisnis teknologi dan optimalisasi pemanfaatan teknologi dalam rangka membangun iklim kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya IKM atau Startup memiliki daya saing berbasis teknologi, dan mendukung program pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Menurutnya, peran inkubator sangat penting bagi wirausaha pemula, karena inkubator dirancang membantu usaha baru maupun berkembang menjadi pengusaha mandiri.
Karena itu, kegiatan inkubator dilakukan melalui pendampingan terpadu.
Antara lain, pengembangan teknologi proses dan produk, uji produksi, uji pasar, konsultansi manajemen, keuangan, pelatihan, serta perluasan pasar.
Diarta membeberkan, IKM yang dibina IBT BBIHP sejak 2017 berada di wilayah Sulawesi Selatan dan beberapa daerah Indonesia Timur seperti Kalimantan dan Maluku.
IKM binaan BBIHP juga mampu bersaing di kancah nasional, bahkan beberapa tenant sudah berhasil melakukan ekspor.
"IKM binaan IBT BBIHP ini terus menunjukkan kinerja dan prestasinya, salah satunya Puffer yang berhasil meraih SEED Award Low Carbon Entrepreneuship dari United Nations Development Programme," imbuhnya.
Sekedar informasi, di acara Kick Off tersebut BBIHP juga melaksanakan MoU dengan Centra Mart Sulsel (PTBerkah Syariah Indonesia) dan One Mart Group (CV Media One Group).
Kerjasama ini membantu pemasaran produk IKM atau Tenant BBIHP.
Pada kesempatan yang sama, dimulainya Program Scale Up Startup Inovasi Indonesia yang diterima Tenant Inkubator BBIHP yaitu Puffer (PT Sefactor Deos Maks) bekerjasama Deputy Penguatan Inovasi BRIN.
Kick Off dan Webinar bertajuk Membangun Daya Saing IKM Untuk Kebangkitan dan Pemulihan Industri Nasional.
Dihadiri Kepala BSKJI Kemenperin Dr Ir Doddy Rahadi MT, serta 3 narasumber yakni Plt Dirjen IKMA Kemenperin Ir Reni Yanita MSi, Plt Direktur PPBT BRIN Ir Santosa Yudo Warsono MT, dan Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi dan Kebijakan Jasa Industri Dr Ir Heru Kustanto MSi. (*)
Laporan Wartawan Tribun Timur @umhaconcit