Wuhan China
Ingat Wuhan Pernah Rayakan Nol Kasus Corona? Kini Kondisi China Beda Lagi, Varian Delta Menyerang
Beberapa waktu waktu China sempat menikmati eforia setelah berhasil membersihkan corona hingga nol kasus.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat Wuhan ? kota asal Covid-19, sempat bebas kini virus corona kembali.
Beberapa waktu waktu China sempat menikmati eforia setelah berhasil membersihkan corona hingga nol kasus.
Namun kini Covid-19 kembali muncul hingga membuat China was-was lagi.
Virus corona yang muncul kali ini adalah Varian Delta, asal India yang lebih cepat menular.
Ditemukan lebih dari 400 kasus penularan dalam waktu dua pekan terakhir.
Kebijakan lockdown kemungkinan akan diterapkan lagi.
Ini memicu terjadinya panic buying.
Penduduk setempat mulai menyerbu supermarket terdekat, karena munculnya infeksi lokal membuat mereka berada dalam ancaman lockdown.
Wuhan, China, berbondong-bondong menyerbu supermarket di tengah kembalinya kasus lokal Covid-19 ke tempat mereka. Warga Wuhan melakukan panic buying di tengah ancaman mereka akan kembali lockdown guna menangkap penularan." />
Inilah suasana saat warga Wuhan, China, berbondong-bondong menyerbu supermarket di tengah kembalinya kasus lokal Covid-19 ke tempat mereka. Warga Wuhan melakukan panic buying di tengah ancaman mereka akan kembali lockdown guna menangkap penularan.(AFP via The Sun)
Pengetesan massal dilakukan di ibu kota Provinsi Hubei itu setelah pada Senin (2/8/2021), mereka menemukan tujuh kasus lokal di kalangan pekerja migran.
Wuhan, kota yang pertama mendeteksi pada akhir 2019, tidak melaporkan infeksi lokal sejak pertengahan Mei tahun lalu.
Keberhasilan mereka salah satunya penerapan lockdown yang mengejutkan namun ditiru oleh dunia.
Karantina wilayah besar-besaran itu juga terjadi di seluruh China, membuat transmisi domestik menjadi nol, dan pelan-pelan berdampak positif ke ekonomi.
Tetapi, varian delta menyerang "Negeri Panda", dengan kasus meningkat di setidaknya 20 kota dan puluhan provinsi.
Sembilan petugas kebersihan di Bandara Nanjing diyakini menjadi penyebab munculnya reaksi berantai 414 kasus dalam dua pekan terakhir.