Sri Mulyani
Di Tengah Covid-19, Menkeu Jokowi Sri Mulyani Sampaikan Data Pemilik Tabungan 100 Juta Bertambah
Meski masa sulit Covid-19, Menkeu Jokowi Sri Mulyani Sampaikan Data Pemilik Tabungan 100 Juta Bertambah di Indonesia
Bicara tentang SDM, bicara pula soal pemenuhan hak dasar warga negara, seperti hak pendidikan dan layanan kesehatan.
Pun dengan jaminan sosial yang membantu warga miskin mengakses dua aspek tersebut.
"Sehingga kita tidak hanya bicara tentang 'What', apa yang perlu untuk pendidikan. Tapi 'How' menjadi equally important, yakni bagaimana membagi kewenangan, tanggung jawab, akuntabilitas, dan making sure bahwa seluruh resources dan policy bisa mencapai hasilnya," sebut Sri Mulyani.
Jurus kedua adalah membangun infrastruktur.
Bukan hanya sekedar ada, tapi berkualitas dan tepat.
Sri Mulyani mengatakan, pembangunan perlu melibatkan pihak swasta mengingat APBN memiliki keterbatasan resources untuk membangun semua hal.
"Tidak mungkin negara manapun di dunia yang membangun infrastruktur hanya menggunakan resources dari negara atau APBN. Maka ini tantangan, bagaimana framework kerja sama (KPBU) yang transparan dan menciptakan infrastruktur yang efisien," tutur dia.
Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebut, kesederhanaan birokrasi menjadi jurus ketiga yang sama pentingnya.
Mengacu pada pengalaman kurang dari 20 negara itu, suatu negara bisa lolos jika negara tersebut memiliki institusi yang efisien, agile, dan tata kelola yang bagus.
Selanjutnya jurus terakhir agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap adalah kemampuan negara ini mentransformasi ekonomi menuju ekonomi berbasis digital. Pandemi Covid-19 yang mempercepat disrupsi media bisa menjadi celah untuk berkembang lebih baik.
"Korupsi dan konflik kepentingan harus diperangi. Konteks ini yang merupakan reformasi birokrasi itu penting, namun tidak underestimate peranan sektor privat juga penting," pungkas Sri Mulyani.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Dimaksud Dengan Middle Income Trap?"