Timor Leste
Timor Leste Tak Kunjung Diterima Gabung ASEAN, Ditolak Singapura, Kamboja, Kini Myanmar, Ini Alasan
11 tahun mengemis tanpa pasti, Timor Leste kini rela jadi musuh dunia jika ingin tetap jadi anggota ASEAN. Myanmar jadi negara terakhir menolak
Timor Leste mati-matian bergabung anggota ASEAN, untuk mencari perlindungan perbatasan dari invasi dan kekuatan yang lebih kuat.
Negara kecil ini memiliki kendalan sumber daya manusia, dan keuangan, oleh sebab itu bergabung dengan ASEAN adalah pilihan terbaik bagi Timor Leste.
Secara ekonomi PDB Timor Leste sekitar 1.442 miliar dollar AS, jauh lebih rendah daripada Singapura, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Sekitar 90 persen di antaranya pendapatan Timor Leste berasal dari minyak dan gas nasional, yang diprediksi akan kering tahun 2022.
Oleh sebab itu negara itu menyadari pentingnya disversifikasi ekonomi, membuka perbatasannya untuk pariwisata, infrastruktur dan lainnya.
Negara kecil itu memiliki keterbatasan ekonomi yang tidak terdiversifikasi, dan ketergantungan pada impor secara luas.
Bergabung dengan ASEAN, artinya akses ke pasar bebas dan pergerakan bebas di Asia Tenggara, ini dipandang menguntungkan karena bisa mendorong industri Timor Leste.
Akan tetapi, keterbatasan sumber daya merupakan masalah utama Timor Leste menjadi Anggota ASEAN.
Singapura, yang secara ekonomi merupakan anggota terkuat ASEAN, juga merupakan negara kecil.
Tapi Singapura menjadi satu-satunya negara di dalam blok yang sampai saat ini menentang masuknya Timor-Leste ke ASEAN.
Anggota lain sekarang mungkin juga diminta untuk memikirkan kembali dukungan mereka untuk masuknya Timor Leste ke ASEAN.
Kebijakan luar negerinya secara komitmen Singapura bertujuan untuk membantu negara-negara kecil lainnya.
Namun, Singapura khawatir bahwa keanggotaan Timor Leste akan menjadi beban keuangan bagi negara itu, meskipun PDB -nya meningkat setiap tahun sejak kemerdekaannya.
Karena komitmen ASEAN mengamanatkan membantu negara-negara anggota secara ekonomi dan teknis untuk pembangunan mereka.
Masalah lain yang sering diidentifikasi adalah kurangnya infrastruktur dan sumber daya di dalam negeri.