Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Persib Bandung

Ingat Eka Ramdani? Pernah Dicap Penghianat oleh Bobotoh Persib Bandung, Begini Kabarnya Sekarang

Di pertengahan tahun 2000-an, Eka Ramdani tengah jadi bintangnya Persib Bandung

Editor: Ilham Arsyam
Tribun Jabar
Eka Ramdani 

TRIBUN-TIMUR.COM - Masih ingat Eka Ramdani? Sang Legenda Persib Bandung yang pernah dipuja-puja lalu dibenci Bobotoh.

Bagaimana kabarnya sekarang?   

Berikut kisahnya!

Di pertengahan tahun 2000-an, Eka Ramdani tengah jadi bintangnya Persib Bandung.

Bahkan saat itu, banyak anak-anak Bandung yang bermimpi menjadi seperti Eka Ramdani ketika kelak tumbuh sebagai pesepakbola profesional.

Nama Eka Ramdani ketika itu begitu besar dan jadi ikon bagi Persib Bandung.

Banyak bobotoh percaya bahwa Eka akan menyamai bahkan melebihi prestasi yang dimiliki oleh Yusuf Bachtiar. Gelandang Persib di era 80-90 an.

Sebelum mencapi kejayaan itu, perjalanan Eka bisa dibilang tidak mudah. Pemain kelahiran Purwakarta, 18 Juni 1984 itu harus lewati perjalanan berat dan berliku.

Eka mulai mengasah kemampuan sepak bola nya di Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI Bandung pada tahun 1997.

Bagi Eka, keputusan itu sungguh berat karena harus jauh dari kedua orang tuanya yang tinggal di Purwakarta.

Namun keputusan Eka pindah ke Bandung menjadi titik yang menentukan masa depannya. Di SSB UNI, Eka terus mendapat pelatihan hingga kemampuannya semakin terasah.

Di UNI, Eka menjadi pemain yang cukup menonjol kemampuannya.

Hingga pada akhirnya, bakat Eka tercium oleh pelatih Timnas Indonesia U-16 yang sedang mempersiapkam tim menuju Pra Piala Asia.

Bakat Eka dalam mengolah si kulit bundar pun membuat Persib memberikan kesempatannya untuk magang di tim senior pada tahun 2001.

Saat itu, Persib yang ditangani oleh pelatih Deny Syamsudin melihat Eka sebagai pemain yang menjanjikan.

Ketika Persib di tangani oleh pelatih asing untuk pertama kalinya pada musim 2003, nama Eka tercoret. Dia dicoret oleh pelatih asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski.

Persijatim yang saat itu berambisi untuk menyaingi saudara tuanya, Persija Jakarta, mencoba untuk mengumpulkan pemain-pemain muda potensial.

Salah satunya adalah Eka Ramdani yang digadang-gadang menjadi playmaker Timnas Indonesia.

Keputusannya untuk hengkang ke Persijatim bisa dibilang cukup tepat.

Di sana, dia menjadi pemain andalan di lini tengah hingga Persib tertarik merekrutnya kembali pada musim 2005.

Di titik itulah, Eka menjadi super star di Persib. Siapapun pelatih yang menangani Persib, nama Eka akan selalu ada di starting line up.

Sejak tahun 2005 hingga 2011, Eka tampil sebanyak 135 kali dengan mencetak 25 gol.

Jika ditotal dengan musim 2002/2003, Eka bermain bersama Persib sebanyak 155 kali. Dia pun sempat memegang ban kapten selama beberapa musim karirnya di Persib.

Di medio 2005-2011 itu juga, Eka menjadi pemain Persib yang cukup sibuk membela Timnas Indonesia. Dia bahkan sempat menjadi kapten Timnas U-23 pada tahun 2007.

Eka pun ambil bagian pada kejuaraan Piala Asia 2007 dan Piala AFF 2010.

Kehebatan Eka kala itu banyak menginspirasi para pemain muda hingga menjadikannya legenda.

Pemain Persib generasi saat ini seperti Gian Zola, Dedi Kusnanadar, dan Abdul Aziz bahkan mengakui secara terbuka bahwa Eka merupakan sosok yang menginspirasi.

Setelah dianggap sebagai ikon dan legenda oleh publik sepak bola Bandung, Eka membuat keputusan mengejutkan di musim 2011/2012. 7 tahun membela Persib dan menjabat sebagai kapten tim, Eka memutuskan keluar.

Sebenarnya, Eka masuk skuat tim dalam rencana pelatih Persib kala itu, Drago Mamic.

Bahkan nama Eka diumumkan pada saat acara launching tim di kantor PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Jalan Sulanjana No 17.

Namun, sosok Eka tak muncul dalam pengenalan tersebut sehingga memicu pertanyaan dari awak media maupun bobotoh.

Publik sepak bola Bandung pun mulai berspekulasi bahwa Eka akan keluar dari Persib.

Hingga beberapa hari kemudian, Eka diumumkan telah resmi direkrut oleh Persisam Samarinda. Manajemen dan bobotoh benar-benar kecewa terhadap sikap Eka yang pergi tanpa berpamitan.

Dalam beberapa wawancara, keputusan Eka keluar dikarenakan kenyamanan.

Eka tidak nyaman karena manajemen lebih memprioritaskan mendatangkan pemain baru ketimbang memperbaharui kontraknya.

Kejadian itu, membuat Eka benar-benar menjadi musuh bagi publik sepak bola Bandung.

Bahkan toko baju yang dimilikinya dirusak oleh oknum bobotoh yang kecewa dengan keputusan Eka.

Saat Eka bertandang ke Bandung, cacian, sumpah serapah, hingga lemparan botol harus dirasakannya. Eka yang pernah menjadi ikon Persib selama bertahun-tahun berubah menjadi seorang pengkhianat. 

Bagi Eka, apa yang diterimanya itu sudah dipikirkan matang-matang. Dia pun tetap berkarir dengan beberapa tim seperti Pelita Bandung Raya (2012/2013), Semen Padang (2013/2016), Sriwijaya FC (2016/2017), dan Persela Lamongan (2017).

Bertahun-tahun menjadi musuh bobotoh membuat Eka seolah tak mungkin kembali ke Persib.

Namun segala amarah itu akhirnya reda setelah Eka kembali ke Persib pada musim 2018.

Eka resmi kembali ke Persib yang saat itu ditangani oleh pelatih asal Argentina, Mario Gomez.

Secara fisik, Eka sudah jauh menurun dibandingkan di era kejayaannya dulu.

Di musim itu, Eka hanya tampil 18 kali tanpa mencetak gol maupun asist.

Musim itu juga menjadi tahun terakhir Eka berkarir di sepak bola profesional.

Dia memutuskan pensiun karena ingin fokus terhadap kelurganya.

Kabar Terbaru

Aksi gelandang Persib Bandung, Eka Ramdani, saat tampil melawan Sriwijaya FC pada partai pembukaan Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kab. Bandung, Selasa (16/1/2018).
Aksi gelandang Persib Bandung, Eka Ramdani, saat tampil melawan Sriwijaya FC pada partai pembukaan Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kab. Bandung, Selasa (16/1/2018). (Handover)

Namun kabar terbaru di awal 2021 ini menyebutkan Eka Ramdani bergabung dengan Persikasi Bekasi yang akan berlaga di Liga 3.

Hal ini berawal dari unggahan akun Instagram resmi Koni Kabupaten Bekasi yang menyebut telah berhasil mendatangkan dua mantan pemain Persib untuk menembus Liga 2 musim depan.

Keduanya yakni Eka Ramdani dan Yaris Riyadi.

Tentu saja hal ini cukup mengaggetkan lantaran kedua legenda sepak bola Bandung itu sudah lama pensiun sebagai pemain.

Eka menyatakan pensiun pada 2018 lalu setelah di musim terakhirnya membela Persib.

Sementara Yaris lebih lama lagi. Dia menyatakan pensiun pada musim 2012 setelah terkahir kali berseragam PSGC Ciamis.

Selain itu, keduanya pun sudah cukup tua untuk ukuran pemain sepak bola profesional. Eka saat ini berusia 36 tahun sementara Yaris 48 tahun.

Eka mengatakan, statusnya di tim berjuluk Laskar Bendo Item itu bukan sebagai pemain.

Namun perannya lebih kepada asisten pelatih dari Herrie Setyawan selaku juru taktik.

"Saya sebenarnya bantu pak Herrie saja di asisten. Status sebagai asisten pelatih," ujar Eka kepada Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Senin (7/6/2021).

Sementara itu, Yaris dikatakan Eka akan menjalani peran sebagai pemain. Sehingga pemberitaan yang menyebut dirinya datang sebagai pemain, tidak sepenuhnya benar.

Pemain yang pernah membela Persisam Samarinda dan Semen Padang itu mengungkapkan, manajemen pada awalnya memang menawarinya untuk datang ke Persikasi sebagai pemain.

"Sebenarnya dari manajemen, ingin saya main tadinya, saya bilang. Kata saya kalau untuk main enggaklah. Terus meraka, ya gimana atuh kang. Kata saya kalau mau jadi asisten. Kemarin itu ya sudahlah jadi asisten," katanya.

Hanya saja dia tak menutup kemungkinan kembali merumput andai tim pelatih membutuhkannya untuk berlaga.

"Cuman gini, manajemen bilang 'kang atuh kalau misalkan bisa kali main 10-20 menit'. Ada obrolan gitu. Tapi saya itu ya nanti masalah itu kan tergantung pelatih kepala. Cuman untuk status ya asisten pelatih," ucapnya.

Meski bisa saja kembali merumput, Eka menyebut kondisi fisiknya tidak sebugar dulu ketika masih bermain di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Belum lagi kondisi Liga 3 yang memang sangat menuntut kondisi fisik untuk bisa terus bersaing.

Belum lagi ada aturan yang dimana setiap klub harus memiliki mayoritas pemain di bawah usia 23 tahun.

"Cuman kalau saya pribadi saya sudah tidak ketenagaan kalau untuk istilahnya liga 3. Apalagi kan liga 3 yang muda-muda sebenarnya lebih kenceng-kenceng. Kalau sama tenaga saya sudah tidak keimbangi. Tapi ya itu tergantung ke pelatih kepala," ucapnya.

Adapun alasan Eka untuk menerima pinangan Persikasi karena ingin mencari pengalaman setelah kurang lebih tiga tahun melatih di level pembinaan.

Selain itu, tujuan Eka bergabung karena ingin membantu Herrie untuk membawa Persikasi agar bisa lolos ke Liga 2 musim depan.

"Yang pasti pengalaman kan memang untuk melatih itu saya baru baru. Baru mungkin 2-3 tahun. Setelah pensiun dari Persib 2018 itu saya langsung ke UNI. Saya ambil lisensi itu 2019 kalau gak salah level c. Jadi lebih ke pengalaman," ucapnya.

(Tribun Timur / TribunJabar.id )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved