PSM Makassar
Masih Ingat Keng Wie? Bek PSM Dijuluki Benteng Putih Seangkatan Ramang, Begini Aktivitasnya Kini?
Bahkan sejak awal PSM Makassar berdiri di tahun 1915, sejumlah pemain keturunan Tionghoa menjadi andalan PSM Makassar.
TRIBUN-TIMUR.COM - PSM Makassar merupakan salah klub yang tak pernah lepas dari dukungan pemain-pemain keturunan Tionghoa.
Bahkan sejak awal PSM Makassar berdiri di tahun 1915, sejumlah pemain keturunan Tionghoa menjadi andalan PSM Makassar.
Hanya sayang, nama-nama pemain keturunan di era awal PSM, jarang ada yang mengingat dan memiliki dokumentasi.
Ada nama Harry Tjong yang dulu dikenal dengan Kiper Tjong. Lalu setelah era Keng Wie, ada nama Abdi Tunggal, A-yu, Tony Ho, Joseph Wijaya, dan Erwin Wijaya, yang merupakan pemain PSM warga keturunan Tionghoa.

Di era tahun 2000-an ada nama Febriyanto Wijaya, Irvin Museng, atau Hendra Wijaya. Dan di masa kekinian ada sosok pemain bernama Sutanto Tan.
Salah satu pemain era 60-an yang masih lekat di ingatan suporter PSM adalah sosok Keng Wei atau akrab dikenal dengan nama Indonesia Budi Wijaya.
Sosok pemain yang terkenal sebagai pemain belakang PSM Makassar ini turut membawa PSM menjuarai kompetisi Piala PSSI di era perserikatan 1965.
Keng Wie alias Budi Wijaya pernah eksis bersama PSM era perserikatan mulai tahun 1963 hingga 1974.
“Saat PSM menjadi juara perserikatan tahun 1965, sangat sedikit dokumentasinya. Saya beruntung memiliki sebagian foto hitam putih di masa itu,” kata Keng Wei dikutip dari kompasiana.com
Penjaringan Berlapis
Dilansir dari kompasiana.com, tulisan Rudy Gunawan, B.A., CPS, bergabungnya Keng Wie setengah abad silam memang melalui penjaringan yang berlapis.
Di kepengurusan PSM ada Komisi Teknik yang berjumlah 5-6 orang. Personil inilah yang memilih pemain.
Dulu kompetisi lokal selalu bergulir dan di situlah mereka menjaring pemain dari seluruh kesebelasan kota Makassar yang bertanding dalam suatu kompetisi di lapangan Karebosi zaman doeloe.
Pada setiap pertandingan, Komisi Teknik selalu hadir menyaksikan pertandingan. Anggota komisi teknik semuanya bekas pemain bola, oleh sebab itu penilaiannya benar-benar berdasarkan bakat dan kemampuan pemain.
Para pemain yang diamati tidak langsung dipilih begitu saja. Pemain yang dianggap menonjol akan dievaluasi berulang-ulang pada setiap pertandingan.