Andi Sinjaya Galib
Cerita Kapolres Enrekang, Kecintaan Pada Orang Tua Mendorongnya Berbuat Terbaik Saat Bertugas
dibalik sejumlah prestasinya di institusi kepolisian itu, ternyata AKBP Andi Sinjaya awalnya tak punya cita-cita
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Kapolres Enrekang, AKBP Andi Sinjaya adalah salah satu personel terbaik yang dimiliki institusi kepolisian.
Dia memiliki segudang prestasi dan bergelar doktor.
Ia telah berhasil memecahkan sejumlah kasus menonjol diberbagai tempat tugasnya.
Selain itu, ia juga membuat inovasi baru selama menjadi Korgadik SPN Lido.
Dia membuat aplikasi yang diberi nama 'SIGAP' (Siswa Gadik Pengasuh).
Inovasi itu merupakan program digitalisasi pendidikan di masa pandemi corona.
Dengan aplikasi tersebut, memudahkan siswa dan tenaga pendidik dalam melakukan studi jarak jauh di tengah pandemi.
Namun, dibalik sejumlah prestasinya di institusi kepolisian itu, ternyata AKBP Andi Sinjaya awalnya tak punya cita-cita ingin jadi polisi.
Putra dari mantan Jaksa Agung Andi Muhammad Ghalib ini ternyata saat masih kecil hingga remaja justru bercita-cita menjadi seorang tentara.
Ia berkeinginan jadi tentara karena ingin mengikuti jejak ayahnya.
Sebab, menurutnya sosok ayahnya adalah panutan baginya dan jadi seorang tentara adalah cara terbaik melanjutkan gaya kepemimpinan sang ayah.
"Saya dulunya sejak kecil sampai kelas 2 SMA bercita-cita jadi tentara, dan itu bukan karena disuruh orang tua tapi karena memang keinginan sendiri lihat sosok ayah saya," kata AKBP Andi Sinjaya, saat ditemui TribunEnrekang.com, Jumat (30/7/2021) siang.
Untuk wujudkan cita-citanya itu, Andi Sinjaya pun latihan keras dengan ikut berbagai pembinaan sejak SMA, dirinya juga lakukan persiapan secara mandiri, ikut bela diri karate dan rutin latihan fisik.
Ia juga aktif dalam dunia organisasi di sekolah dan bahkan pernah menjabat sebagai ketua osis.
Namun, cita-citanya jadi tentara berubah saat terjadi reformasi 1998, saat itu dirinya sudah dengar akan adanya rencana pemisahan TNI dan Polri dalam ABRI.
Sehingga saat lulus SMA tahun 1999, ia memilih daftar dan mengikuti seleksi sebagai polisi di Kodam Jaya Jakarta.
Saat mendaftar, Andi Sinjaya datang sendiri dan tak diantar orang tuanya.
Hal itu membuktikan dirinya bisa mandiri sejak kecil.
"Makanya tahun 1999, nanti dari situ saya berpikir tugas kepolisian punya peran yang strategis dan banyak interaksi di masyarakat nantinya sehingga saya pilih jadi polisi saat itu dan alhamduliah lulus," ujarnya.
"Dan saya beruntung karena orang tua saya itu sangat demokratis sekali, sehingga tak pernah dipaksa mau jadi apa. Kata mereka asal apa yang saya pilih jadi apapun juga, harus lakukan yang terbaik di bidang itu," jelas mantan Kasat Reskrim Polda Metro Jakarta Selatan itu.
Setelah lulus di institusi kepolisian, Andi Sinjaya pun bertekad melakukan yang terbaik sesuai pesan ayahnya.
Tak heran, jika Ia selalu punya inovasi dan sigap dalam menyelesaikan setiap kasus-kasus menonjol yang pernah ia tangani yang mengantarkan menorehkan sejumlah prestasi.
Namun, dalam perjalanan karirnya itu, Andi Sinjaya mengaku sempat dirundung kesedihan mendalam saat harus kehilangan sosok ayahnya, Letnan Jenderal TNI (Purn) H. Andi Muhammad Ghalib.
Sebab menurutnya, ayahnya adalah sosok teladan dan idola baginya yang selalu memberikan dorongan dalam meniti karir dan kehidupannya.
Ayahnya lah yang selalu mendorongnya untuk selalu menimba ilmu dan kuliah setelah lulus Akpol dan bertugas di Makassar.
"Dulu saya tak yakin bisa selesai kuliah tapi dorongan ayah, akhirnya bisa selesai S-1 dan S-2 di Unhas sebelum pendidikan PTIK, dan saya lanjutkan ke Jenjang S-3 di Brawijaya sebagai bentuk komitmen saya pada ornag tua saya karena beliau selalu ingin anaknnya terus belajar," kenangnya.
Tak heran jika kehilangan sosok ayahnya sangat membuatnya terpukul. Apalagi dirinya telah menemani ayahnya berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya selama 6 tahun.
Ayahnya sendiri dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta.
"Itu paling sedih dalam hidup saya, karena pada saat mengikuti Sespim setelah tugas di Jawa Timur, ayah meninggal," cerita Andi Sinjaya.
"Ayah saya adalah pahlawan dalam hidup saya, beliau banyak berperan bisa bermetamorfosis sebagai tentara terus birokrat, pemerintahan, jaksa, politisi dan diplomat dan pemimpin keluarga. Dia adalah toko idola saya," tembahnya.
Selepas kepergian ayahnya, Andi Sinjaya selalu memagang teguh pesan-pesan ayahnya dalam mengemban tugas negara dan juga kehidupan sehari-hari.
"Nasihat ayah selalu saya ingat, kalau sudah tentukan pilihan maka harus lakukan yang terbaik dan harus terus belajar," jelas bungsu dari 4 saudara ini.
Hal itulah yang memotivasinya untuk terus berbuat yang terbaik, inovatif dan berprestasi dalam bertugas dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Di usianya yang sudah 42 tahun ini, Andi Sinjaya masih punya impian mulia yang sangat ingin dia wujudkan.
Dirinya sangat ingin membangun masjid untuk Ibunya, Andi Murniati sebagai wujud cinta kasihnya kepada sosok ibunya.
"Saya ingin sekali bangunkan masjid untuk Ibu. Saya ingin bahagiakan Ibu dengan bangun masjid. Beliau saat ini tinggal di Jakarta. Tapi soal lokasi masjidnya tergantung dimana saja nanti rezekinya," ucap suami dari Marcella Andi Sinjaya ini.
Menurutnya, dirinya ingin bangun masjid untuk ibu, agar sama seperti almarhum ayahnya yang juga telah dibangunkan masjid oleh ibunya dan keluarga.
Apalagi, dengan membangun masjid maka akan menjadi amal jariah bagi ibunya kelak dan bermanfaat bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah.
"Kalau ayah saya kan sudah ada sudah dibangunkan oleh ibunda saya tepat di depan rumah. Jadi saya mau juga bangun masjid untuk ibu agar ayah dan ibu punya amal jariah dari masjid itu kelak," harapnya.
Sebagai polisi, Andi Sinjaya berharap dirinya bisa terus bisa mengayomi dan melindungi dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara.
"Saya akan terus berbuat terbaik untuk masyarakat bangsa dan negara," tutupnya.
Riwayat Jabatan AKBP Dr. Andi Sinyaya, SH, S.Ik, MH:
Pama Polda Sulsel (2002)
Ka SPK Polres Makassar Timur (2002)
Kanit Ranmor Polwiltabes Makassar (2003)
Kanit Reskrim Polsekta Makassar (2004)
Kanit Reskrim Polsekta Bontoala (2005)
Kanit Reskrim Polsekta Panakkukang(2006)
PTIK Angkatan 51 (2007-2009)
Pama Polda Jatim
Kasat Reskrim Polres Bojonegoro (2009)
Kanit II Harda Tahbang Polwiltabes Surabaya (2010)
Kanit IV Tipiter Polwiltabes Surabaya (2011)
Kasat Reskrim Polres Sidoarjo (2012)
Kanit III Sumdaling Ditreskrimsus Polda Jatim (2013)
Kanit III Indag Ditreskrimsus Polda Jatim (2014)
Kanit IV Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim (2015)
Pasis Sespimmen Angkatan 56 (2016)
Kasubdit I Indag Ditreskrimsus Polda NTT (2016)
Kasubdit II Cyber & Fismondev Ditreskrimsus Polda Jambi
Kasubdit IV Tipiter Ditreskrimsus Polda Jambi
Kanit II Subdit III Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2018)
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan (2018)
Koorgadik SPN Lido Polda Metro Jaya (2020)
Kapolres Enrekang (2020)