PSM Makassar
Ingat Rochy Putiray? Bomber PSM, Pemain Indonesia Satu-satunya yang Pernah Bobol Gawang AC Milan
Rochy Putiray membobol gawang AC Milan yang saat itu diperkuat Paolo Maldini dan Andriy Shevchenko
TRIBUN-TIMUR.COM - Striker nyentrik ini akan selalu dikenang sebagai pemain Indonesia satu-satunya yang pernah membobol gawang raksasa liga Italia, AC Milan.
Ya, siapa lagi kalau bukan Rochy Putiray sang predator di kotak penalti.
Berikut kisahnya!
Pada penghujung Mei 2004, AC Milan melakukan lawatan ke Asia.
Salah satu klub yang dilawan adalah klub Hongkong, Kitchee SC.
Kebetulan saat itu klub tersebut diperkuat Rochy Putiray.
Baca juga: Ingat Izaac Fatari? Bomber PSM Makassar Top Skor Era 90-an, Tertimpa Musibah Naas di Akhir Hidupnya
Walau hanya laga persahabatan, AC Milan sendiri datang diperkuat pemain top mereka.
Ada Paolo Maldini, Andriy Shevchenko dan di bawah mistar dikawal Cristian Abbiati.
Pada laga itu AC Milan berhasil unggul lebih dulu lewat aksi Andriy Shevchenko di menit 47.
Di babak kedua Rochy Putiray berhasil membuat pertahanan AC Milan yang dikawal Paolo Maldini kocar kacir.
Bukan sekali, Rochy membobol gawang AC Milan sebanyak dua kali yakni di menit 67 dan menit 80.
Hal itu membuat pelatih AC Milan Carlo Ancelotti malu bukan main.
Sementara itu, Rochy sendiri mengaku pengalaman itu sangat berkesan.
"Itu adalah mimpi bisa mencetak 2 gol melawan tim seperti AC Milan," kata Rochy seusai laga.
Sebelum memperkuat klub Hongkong itu, Rochy Putiray sempat melanglangbuana di sejumlah klub di Indonesia.
Pemain kelahiran Maluku, 26 Juni 1970 ini mengawali kariernya di Arseto Solo pada 1987-1999.
Dia juga pernah memperkuat Persija Jakarta 1999-2000.
Pemain bernama lengkap Rochi Putiray Ramdani ini juga tercatat pernah menghibur suporter bola di Makassar.
Rochy Putiray berseragam PSM Makassar pada 2002.
Dalam 20 penampilannya ia hanya membubukakan 4 gol.
Setelah itu ia hijrah ke klub South China AA.
Di level Timnas, Rochy Putiray juga punya andil di era kejayaan tim merah putih di tahun 90-an hingga awal 2000-an.
Selain Kurniawan Dwi Yulianto dan Bamabang Pamungkas, penampilan Rochy adalah yang paling ditunggu-tunggu suporter timnas.
Dalam 41 penampilanya di timnas, ia berhasil mencetak 17 gol.
Lalu bagaimana kabarnya sekarang?
Setelah mengakhiri kariernya sebagai pemain di PSS Sleman pada 2006, Rocky Putiray melanjutkan peruntungannya sebagai pelatih.
Rochy sempat melatih tim sepakbola wanita Jakarta 69 pada 2018.
Kemudian dipercaya menangani timnas U-15 pada 2019 lalu.
Kabar terakhir, Rochy Putiray mengambil kursus kepelatihan lisensi B PSSI di Bali pada 2020.
Di dunia pendidikan, Rochy juga cukup perhatian.
Dia telah menyelesaikan studi S1 di perguruan tinggi Universitas Surakarta (UNSA), sebuah universitas swasta di Jawa Tengah.
Bicara Pengaturan Skor hingga Prediksi Persija Juara Liga 1 2018
Pada Liga 1 musim 2018, Rochy Putiray sempat membuat heboh dengan prediksinya yang terbukti benar.
Dia menyebut kala itu bahwa Persija akan juara, padahal di klasemen PSM Makassar memimpin.
Dia pun berbicara secara blak-blakan tentang pengaturan skor di liga Indonesia.
Perihal pengaturan skor dan juara Liga 1 2018 disampaikan Rochy Putiray pada sesi diskusi bertajuk "Pangeran, Mingguan - BLAK-BLAKKAN SOAL PSSI" yang tayang di saluran Youtube Asumsi, Minggu (2/12/2018).
Dalam diskusi tersebut, Rocky Putiray menantang Anton Sanjoyo taruhan jika juara Liga 1 2018 pemenangnya Persija Jakarta, bukan PSM Makassar.
"Ya iyalah (semuanya sudah diatur). Ayo siapa mau taruhan kalau tahun ini Persija juara?," ujarnya.
Rochy Putiray mengaku jika dirinya sudah tidak pernah lagi menonton pertandingan sepak bola.
"Ngapain buang-buang waktu? Sudah ketahuan juga siapa yang menang," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Anton kemudian mempertanyakan apakah maksud dari pernyataannya itu adalah bahwa pertandingan sepakbola di Indonesia sudah diatur sebelumnya.
"Ya iyalah (semuanya sudah diatur)," ucap Rochy yakin.
Menurut Rochy, pengaturan pertandingan sangatlah terlihat di pertandingan klub-klub sepakbola Indonesia.
"Sudah lihat dong, seharusnya Persib Bandung itu punya poin, punya peluang untuk juara tahun ini, tapi dari awal digembosin terus kan," paparnya kala itu.
Bahkan, menurut Rochy, ia sudah bisa memprediksi siapa saja klub yang akan mendapatkan promosi.
"Dari jaman saya bermain sudah ada. Pada saat bermain mengalami ditawarin juga ada," ungkapnya.
Menurut Rochy, hal itu bukanlah hal baru dan memang harus dibenahi.
"Kalau federasinya tegas, otomatis manajemen klub, pelatih, pemain, pasti bisa berjalan ke arah yang benar," katanya. (*)