Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Masih Ingat Ponaryo Astaman? 2 Kali Bawa PSM Runner Up, Langganan Timnas dan Kini Jadi Bos 02 Klub

Karier sepakbola Ponaryo Astaman dikenal seluruh penggemar sepak bola tanah air karena kiprahnya yang cukup lama dengan Timnas Indonesia.

Editor: Arif Fuddin Usman
tribun timur/ocha alim
Ponaryo Astaman, pemain yang pernah memperkuat PSM musim 2003-2006 dan 2013-2016. Kini sudah menduduki jabatan Chief Operating Officer (COO)  Borneo FC. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bagi publik sepakbola tanah air, sudah pasti tak asing dengan nama Ponaryo Astaman.

Karier sepakbolanya dikenal seluruh penggemar sepak bola tanah air karena kiprahnya yang cukup lama dengan Timnas Indonesia.

Meski begitu, di semua klub yang diperkuatnya, ia juga menjadi pemain sentral.

Setelah lama pensiun dari peain sepakbola, Ponaryo Astaman tak jauh-jauh aktivitasnya dari dunia sepakbola.

Selain jadi komentator sepakbola, ia juga aktif di asosiasi pemain profesional Indonesia (APPI).

Tak hanya itu, Ponaryo Astaman juga mengantongi sertifikat pelatih, hanya saja kini ia lebih banyak menjadi profesional di bidang manajerial.

Status terbaru Ponaryo Astaman adalah Chief Operating Officer (COO)  Borneo FC.  

Kiprah terbarunya adalah saat Borneo FC memperkenalkan Boaz Solossa sebagai salah satu penyerang yang akan memperkuat tim di Liga 1 2021 ini.

Boaz Solossa diperkenalkan Borneo FC secara langsung melalui live YouTube yang didampingi Ponaryo Astaman, dan manajer tim, Farid Abubakar.

Ponaryo menjelaskan bahwa kedatangan Boaz Solossa di Borneo FC adalah untuk melengkapi formasi tim pada musim 2021 ini.

Ponaryo Astaman mengatakan bahwa sebenarnya bergabungnya Boaz ke Borneo FC juga menjadi kejutan untuk tim.

“Ini sebenarnya juga menjadi kejutan untuk menajemen sendiri. Karena di awal musim sama sekali tidak terpikirkan akan terjadi kesempatan atau terjadi momen ini,” ujar Ponaryo Astaman dalam jumpa pers virtual, Sabtu (17/7/2021).

“Dan di beberapa waktu belakangan ini ada kesempatan dan kami coba memanfaatkan dan syukur itu disambut baik oleh Boaz Solossa, sekarang semua sudah rampung dan kontrak sudah ditandatangani,” ucapnya.

Mantan pemain Persipura Jayapura tersebut dikontrak oleh tim berjulukan Pesut Etam itu dengan durasi dua tahun.

Awal Karier di Bontang

Karier sepak bolanya di level klub profesional, diawali d PKT Bontang, Kalimantan Timur.

Dia bahkan tampil di final Divisi Utama 1999-2000 saat PKT Bontang menghadapi PSM Makassar.

Namun PSM lah yang keluar sebagai juara pada laga yang berakhir 3-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Lantas pada Liga Indonesia musim 2003 menjadi akhir dari karier Ponaryo bersama PKT.

Musim 2003, ia hengkang ke PSM Makassar untuk bergabung dengan Syamsul Chaeruddin dan kawan-kawan.

Selain Ponaryo, nama-nama beken kala itu mengisi skuad Laskar Pinisi seperti Cristian Gonzales hingga Ronald Fagundez.

Pada musim pertama, Ponaryo hanya mampu menjadi runner-up setelah kalah dari Persik Kediri. Saat itu Liga Indonesia sudah memakai kompetisi penuh 18 klub.

Pada musim 2004, PSM pun nyaris menjadi juara dan hanya selisih perolehan gol dengan Persebaya Surabaya.

Rinciannya, dari 34 penampilan meraih 17 menang, 10 imbang dan tujuh kalah dengan 61 poin.

Begitu juga dengan Persebaya Surabaya meraih 17 menang, 10 imbang dan tujuh kalah dengan 61 poin.

Persebaya beruntung menjebloskan 55 bola dan PSM hanya 46 gol selama satu musim.

Saat PSM meraih runner up, Ponaryo mendapat penghargaan individual. Penyelenggara kompetisi kala itu menobatkannya sebagai pemain terbaik.

Langganan Tim Nasional

Perjalanan karir pemain kelahiran Balikpapan, 25 September 1979 ini tenar bersama Timnas Indonesia.

Pada tahun 2001 silam, dia telah tercatat sebagai pemain Timnas U-23 sekaligus amunisi PKT Bontang musim 2000-2003.

Bersama Timnas, dia didaulat sebagai kapten tim dan mampu mengukir prestasi utamanya di Piala Asia 2004.

Walau tak sampai lolos ke babak grup, namun publik masih ingat, Timnas sukses kalahkan Qatar 2-1 dan satu gol dihasilkan Ponaryo.

Berbagai ajang pun telah diikuti Ponaryo Astaman bersama Timnas Indonesia seperti di kejuaraan empat tahunan Piala Asia 2007.

Diapun mencatatkan 23 penampilan dengan dua gol dan pensiun tahun 2013 lalu dari Timnas Indonesia.

Sukses di Sriwijaya FC

Adapun kebersamaannya bersama PSM sampai 2006. Kemudian, Ponaryo hijrah ke tim Malaka Telkom 2006 sampai 2007.

Setahun di sana, ia kemudian ke Arema FC selama satu musim, 2007 sampai 2008. Total 33 penampilan dihasilkan Ponaryo selama satu musim bersama Singo Edan.

Menyusul hengkang ke tim ibu kota, Persija Jakarta pada musim 2008 sampai 2009. Setelah dari Persija, dia kembali pindah ke Sriwijaya FC selama dua musim, 2009-2013.

Bersama Sriwijaya, Ponaryo turut tampil di AFC Cup musim 2010 dan 2011 sampai babak 16 besar.

Dia juga sukses mempersembahkan satu tropi untuk Sriwijaya setelah sukses finis di urutan pertama ISL 2013.

Setelah berlama-lama di Sriwijaya, Ponaryo akhirnya kembali ke tim yang membesarkan namanya, PSM Makassar.

Ponaryo Astaman, pemain yang pernah perkuat PSM musim 2003-2006 dan 2013-2016 bersama Erwin Aksa (tribun timur/ocha alim)
Tepatnya pada ISL 2014, manajemen PSM meminangnya.

Namun kompetisi belum kelar, PSM meminjamkannya ke Persija Jakarta karena adanya masalah internal.

Pada musim 2015, kompetisi sepak bola Indonesia dihentikan karena sanksi dari FIFA.

Ikut Turnamen Habibie Cup

Saat ISL 2015 dihentikan, Ponaryo dan pemain lainnya, memilih mengikuti turnamen Habibie Cup di Kota Parepare, Sulsel.

Ponaryo kala itu gabung di klub Perssidrap yang kini bernama Sidrap United, asal Kabupaten Sidrap, Sulsel.

Di turnamen tersebut, Ponaryo satu tim dengan sejumlah nama beken. Diantaranya adalah Patrich Wanggai, Boas Salossa, Bayu Gatra, Firman Utina, Markus Haris Maulana hingga dua legiun asing Makan Konate dan Otavio Dutra.

Setelah liga kembali bergulir pada 2016 dengan nama Indonesia Soccer Championsip (ISC), Ponaryo kemudian memilih gabung dengan Borneo FC.

Liga 1 2017 menjadi musim terakhirnya sebagai pesepak bola profesional dengan mengakhiri karirnya di Borneo FC.

Namun bukan berarti Ponaryo tak lepas dari sepak bola. Dia pernah ditunjuk sebagai pelatih Borneo FC U-19 pada 2018 lalu.

Bahkan pada musim itu Ponaryo memimpin Borneo FC sebagai pelatih kepala di Piala Presiden 2018. (wahyu susanto)

data diri:

Nama: Ponaryo Astaman
Tanggal lahir: 25 September 1979 (umur 40)
Tempat lahir: Balikpapan, Indonesia
Tinggi: 1,72 m (5 ft 7 1∕2 in)
Posisi bermain: Gelandang

Karier yunior

1997–1999 Persiba Balikpapan

Karier senior

2000−2003 PKT Bontang 60 (12)
2003−2006 PSM Makassar 58 (4)
2006−2007 Melaka TMFC 20 (12)
2007−2008 Arema Malang 34 (2)
2008−2009 Persija Jakarta 32 (1)
2009−2013 Sriwijaya 85 (4)
2013−2016 PSM Makassar 36 (12)
2014–2015 → Persija Jakarta (pinjam) 5 (1)
2016–2017 Borneo FC 24 (0)

Tim nasional

2001 Indonesia U-23
2003-2013 Indonesia 62 (2)

Prestasi
>> Sriwijaya
Indonesia Super League: 2011–12
Piala Indonesia: 2010
Indonesian Community Shield: 2010
Indonesian Inter Island Cup (2): 2010, 2012
Liga Indonesia Premier Division Best Player: 2004

>> Timnas Indonesia
Indonesian Independence Cup: 2008

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved