Tribun Makassar
Epidemiolog Unhas: Isolasi di Kapal, Inovasi Menarik Tapi Rumit
Epidemiolog Universitas Hasanuddin Makassar, Nadjib Bustan merespon pola penangan covid-19 Kota Makassar.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Epidemiolog Universitas Hasanuddin Makassar, Nadjib Bustan merespon pola penangan covid-19 Kota Makassar.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menghadirkan kapal pelni sebagai tempat isolasi warga yang terinfeksi covid-19, khusus OTG.
Nadjib Bustan, mengapresiasi langkah Danny Pomanto, karena tanggap merespon meningkatnya kasus.
Menurutnya, inovasi tersebut menarik.Tapi akan rumit jika diterapkan.
"Inovasi yang menarik, tapi sangat rumit," ucap Nadjib Bustan kepada tribun-timur.com, lewat WhatsApp, Kamis (15/7/2021.
Menurutnya, tempat isolasi tersebut tidak memenuhi standar.
Adapun syarat pusat isolasi pasien kata Nadjib Bustan, ruang ventilasi harus terbuka, tanpa AC.
"Mana ada kamar di kapal yang punya ventilasi terbuka, dan bisa ditempati tanpa AC," tuturnya.
Lanjut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) ini, kondisi kamar isolasi harus selalu dalam keadaan steril dan udara segar mengalir.
Disamping itu, lokasi ruang isolasi harus terpisah dengan penghuni lainnya.
"Kalau dalam satu kapal kan orang berdempet-dempetan," jelasnya.
Selanjutnya, harus ada tempat olahraga yang luas.
"Syarat-syarat itu hampir pasti tidak bisa dipenuhi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, KM Umsini sudah bersandar di pelabuhan Soekarno-Hatta, Jl Nusantara, Makassar.
Kapal milik PT Pelni ini sebentar lagi digunakan sebagai tempat isolasi bagi pasien Covid-19.
Untuk sementara waktu, KM Umsini terus dibenahi.
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, mengatakan, pihaknya akan memberikan rasa betah selama masa isolasi.
Seperti menyediakan WiFi dan hiburan TV edukasi di atas kapal.
Kapasitas di KM Umsini adalah 804 kamar isolasi.
Ditambah dengan kamar nakes yang jumlahnya kurang lebih 60 tenaga medis. (*)