Tribun Makassar
Dikritik IDI, Danny Pomanto Evaluasi Tim Detektor Covid19: Jangan Masuk Rumah, Jangan Sentuh Warga
kritikan memang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi atau penyempurnaan terhadap SOP Tim Detektor
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Danny Pomanto menanggapi pernyataan dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar dr Siswanto Wahab.
Sebelumnya, dr Siswanto mengatakan, ada beberapa catatan yang perlu dievaluasi Wali Kota Makassar untuk program detektor covid ini.
Mulai dari kedisiplinan para relawan untuk mengedukasi masyarakat saat melakukan deteksi.
Selanjutnya, soal pemeriksaan tekanan darah, banyak masyarakat yang heran dengan pemeriksaan tersebut.
"Harus disampaikan, diedukasi, kalau misalnya pemeriksaan ini tujuannya apa, yang ini apa, biar masyarakat paham," kata Siswanto.
Menanggapi hal ini, Danny Pomanto mengatakan, jika sorotan yang dilakukan oleh IDI patut diapresiasi.
Sebab menurut Danny, setiap program memang harus dievaluasi.
"Tadi bagus kok, karena kita memang harus evaluasi ini barang, sudah benar itu. Tapi bukan berarti ini gagal, baru pertama, yang ada banyak itu orang gagal pikir, atau gagal paham itu yang banyak," ujar Danny saat ditemui, Senin (12/7/2021) malam.
Terkait kritikan jika Tim Detektor hanya punya satu Alat Pelindung Diri (APD).
Danny mengatakan, jika APD yang digunakan berbeda dari yang lain.
"Terkait APD-nya, banyak yang menanyakan kenapa cuma satu, kami jawab ini bukan APD seperti biasa, tapi ini bahan licin. Jadi saya bilang dua hari turun, satu hari cuci APD," jelasnya.
Lanjut Danny, kritikan memang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi atau penyempurnaan terhadap SOP Tim Detektor dalam melakukan pemeriksaan.
"Kita juga melakukan pembaruhan manajemen dari kritikan. Misalnya juga alatnya tidak steril saya belikan alkohol 70 persen, semprot selesai," katanya.
"Ada lagi bilang, kenapa sentuh orang? Kami sampaikan lagi jangan sentuh orang, kenapa di dalam rumah? Kami ubah jangan di dalam rumah. Kan begitu, tidak ada ji masalah," lanjutnya.
Lebih lanjut, Danny meminta kepada pihak terkait untuk tidak sembarangan menuduh jika Satgas Detektor bisa menyebarkan virus ke rumah warga.
Sebab hal itu kata Danny, merupakan fitnah yang berat.
"Terkait itu yang bilang tim detektor bawa virus, itu fitnah itu kalau mereka tidak bisa buktikan. Kasihan anak-anak muda kita ini yang rela menjadi relawan, 15 ribu orang loh, sudah capek-capek untuk kepentingan masyarakat malah dituduh macam-macam," tutupnya.
Penjelasan Resmi IDI Makassar
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, meminta Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengevaluasi program detektor covid-19.
Hal itu diungkap oleh Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Muhammad Sakti.
"Ketua IDI sudah sampaikan dan beri masukan ke Wali Kota tadi malam," beber Muhammad Sakti kepada tribun-timur.com saat dihubungi via telepon seluler, Minggu (11/7/2021).

Kata Muhammad Sakti, Wali Kota Makassar Danny Pomanto sebenarnya punya niat baik dalam menangani pandemi.
Namun cara yang dilakukan oleh tim detektor kurang tepat.
Dengan mendatangi rumah warga satu persatu justru berpotensi menularkan virus.
"Karena kan mereka memasuki rumah orang, berpindah dari rumah satu ke rumah lain," tuturnya.
Apalagi para detektor ini melakukan kontak langsung dengan masyarakat, misalnya melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Aktivitas detektor covid-19 juga banyak viral di media sosial.
Banyak di antara mereka yang justru tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Ini justru menimbulkan kerumunan, tidak pakai masker, dan ada kontak langsung. Seharusnya kan itu yang dihindari," paparnya.
Terpisah Ketua IDI Makassar, Siswanto Wahab menjelaskan, ada beberapa catatan yang perlu dievaluasi Wali Kota Makassar untuk program detektor covid ini, mulai dari kedisiplinan para relawan untuk mengedukasi masyarakat saat melakukan deteksi.

"Memang banyak aduan dari masyarakat soal detektor covid ini, termasuk relawan yang tidak patuh prokes," kata Siswanto Wahab.
Selanjutnya, soal pemeriksaan tekanan darah, banyak masyarakat yang heran dengan pemeriksaan tersebut.
Artinya, perlu adanya penyampaian terkait tujuan setiap pemeriksaan yang dilakukan.
"Harus disampaikan, diedukasi, kalau misalnya pemeriksaan ini tujuannya apa, yang ini apa, biar masyarakat paham," jelasnya.
Terpisah, Humas IDI Makassar, dr Wachyudi Muchsin, menyebut Tim Detektor patut diapresiasi sebagai wujud perhatian pemerintah hadir di tengah masyarakat.

"Cuma memang dari evaluasi teman-teman di IDI, ada beberapa tindakan tim detektor dilaporkan tidak sesuai SOP misalnya kontak fisik dengan warga," kata dr Yudi.
"Harapannya, tim ini bisa mendapatkan potret ideal rekam medik warga yang didatangi. Kan tujuannya mengantisipasi Covid-19," lanjutnya.(*)
Laporan tribuntimur.com, AM Ikhsan