Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Kabar Duka, Dokter Peneliti Vaksin Sinovac Meninggal Dunia karena Covid-19, Ini Sosoknya

Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma Dr Novilia Sjafri Bachtiar dr MKes, meninggal dunia

Editor: Muh. Irham
Instagram Bio Farma
Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M.Kes, yang meninggal dunia hari ini. 

TRIBUNTIMUR.COM - Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma Dr Novilia Sjafri Bachtiar dr MKes, meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil secara khusus mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga dan kerabat Dr Novilia Sjafri Bachtiar yang ditinggalkan.

"Almarhumah adalah kepala uji klinis vaksin Sinovac yang kita gunakan hari ini dan sepanjang kariernya mengetes belasan jenis vaksin untuk keamanan kesehatan warga Indonesia," kata Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya, seperti dikutip dari Tribun Jabar.id.

"Almarhumah adalah pahlawan kita di era pandemi ini. Duka cita dan doa kita untuk semua nakes dan mereka yang berpulang dalam tugasnya. Doa kita semua juga untuk semua yang sedang berjuang sembuh dari Covid-19 di hari-hari panjang ini," katanya.

Ridwan Kamil pun mengajak semua pihak jeda sejenak dari aktivitasnya untuk mendoakan mereka yang sudah berpulang dan mereka yang sedang berjuang melawan Covid-19.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma Dr Novilia Sjafri Bachtiar dr MKes, dikabarkan meninggal dunia, pada Rabu (7/7/2021).

Berita duka tersebut dikabarkan melalui akun resmi instagram Bio Farma.

"Segenap Keluarga Besar Bio Farma berduka cita atas meninggalnya Dr Novilia Sjafri Bachriar dr M.Kes, (Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma). Semoga Almarhumah memperoleh tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan," tulis akun tersebut.

Kabar duka ini pun diunggah akun Instagram resmi Universitas Padjadjaran @universitaspadjadjaran

"Pimpinan dan segenap Keluarga Besar Universitas Padjadjaran mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya: Dr Novilia Sjafri Bachtiar dr Kes (Dosen Luar Biasa Fakultas Farmasi Unpad). Semoga almarhumah memperoleh tempat  mulia di sisi Tuhan YME," tulis akun tersebut.

Berdasarkan siaran tertulis dari Bio Farma, almarhumah mengawali karier di Bio Farma sejak 2001, dengan latar belakang pendidikan di bidang kedokteran.

Meski berbekal ilmu medis, vaksinologi dan uji klinis tetap menjadi hal baru yang penuh tantangan dan menarik untuk dipelajarinya.

Almarhumah pun sempat menyatakan ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika ia dan tim pernah merintis satu bagian baru bernama Evaluasi Produk yang kemudian berubah nama menjadi Uji Klinis.

Bagian ini dibuat saat Bio Farma mulai meluncurkan berbagai vaksin baru, sehingga dibutuhkan satu bagian khusus yang menangani uji klinis.

Seperti umumnya peneliti, almarhumah tak boleh berhenti pada satu kajian saja.

Sejak ditempatkan sebagai staf evaluasi produk, di Divisi Surveilans & Uji Klinis, ia dituntut untuk terus mengembangkan pengetahuan dan skill di bidang uji klinis dan imunologi.

Banyak upaya yang ditempuhnya, antara lain membaca berbagai jurnal, berkontribusi dalam berbagai working group kelas dunia, training, hingga diskusi dengan para ahli di bidang imunologi, serta mengoptimalkan kesempatan menempuh pendidikan di bidang S2 dan S3 yang diberikan oleh Bio Farma.

Di tahun 2017, uji klinis di Bio Farma semakin giat mengembangkan beberapa studi vaksin.

Saat ini ada 6 fokus uji klinis yang tengah diproses pada bagian uji klinis, antara lain bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalen dan MR.

Meski harus kerja keras, almarhumah sempat menyatakan bersyukur Bio Farma semakin banyak meluncurkan beberapa terobosan, baik pada produk vaksin maupun biosmilar yang diproyeksikan harganya akan lebih terjangkau masyakarat.

Tak hanya di lingkungan internal perusahaan, kata Almarhumah melalui siaran dari Bio Farma tersebut, hubungan baik dengan pihak luar pun sejatinya terbina dengan baik.

 
Saat ini, Bio Farma telah bekerja sama dengan beberapa centre uji klinis seperti RSHS/UNPAD, RSCM/UI, RS Sanglah Denpasar/UDAYANA, RS Dr Sardjito/UGM, dan banyak lagi.

Bukan hanya dengan center uji klinis, tapi dengan institusi lainnya seperti BPOM, ITAGI dan KOMNAS PP KIPI hubungan baik harus senantiasa dipelihara.

Demikian juga untuk sinergi kerja sama dengan luar negeri, saat ini Bio Farma tengah mengerjakan uji klinis dengan salah satu lembaga di Amerika untuk melaksanakan uji klinis vaksin di Kenya.

Ada pula kerja sama dengan University of Antwerp di Belgia. Dapat dikatakan bahwa uji klinis merupakan gerbang bagi produk baru Bio Farma untuk masuk dalam pasar, setelah melalui peroses registrasi tentunya.

Bersama dengan almarhumah, Bio Farma kini sudah menjelma sebagai produsen vaksin masa depan. Bahkan inovasinya diperluas menuju life science.

Almarhumah pun sempat berharap, Bio Farma dapat terus berkontribusi dalam kemandirian vaksin/obat di dalam negeri juga semakin diakui di ranah internasional untuk berbagai inovasi produk biosimilar obat maupun vaksin terapeutik yang kini kian diminati masyarakat.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved