Tribun Sinjai
Mantan Imam Desa Puncak Sinjai Meninggal Dunia
Mantan Imam Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Massiara meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalulinta
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Suryana Anas
TRIBUNBULUKUMBA.COM, TANETE- Mantan Imam Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Massiara meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalulintas, Jumat (2/7/2021) petang.
Ia mengalami kecelakaan tdi Kelurahan Tanete Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.
Awalnya Massiara mengendarai mobil Toyota Avansa dari Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan dengan untuk menghadiri pesta keluarga di Kecamatan Bulukumpa.
Perjalanan mantan Imam Desa Puncak dan mantan kepala sekolah di desa itu berjalan mulus.
Ia memuat beberapa orang keluarganya ikut ke pesta di Bulukumpa.
Setelah itu, ia bergegas pulang.
"Saat Pak Massi (sapaan akrab Massiara) tiba-tiba pingsan saat berkemudi tepat di Jalan Durian Tanete," kata salah seorang kerabatnya, Kamal, Sabtu (3/7/2021) pagi.
Saat pingsan, mobil yang baru dibelikan oleh anaknya itu menabrak pintu gerbang Jl Durian, Kelurahan Tanete, Kecamatan Bulukumpa.
Kapolsek Bulukumpa, Iptu Budiawan mengatakan, Mobil Toyota Avansa menabrak gerbang jalan.
Mobil tersebut bergerak dari arah Jl. Durian untuk mengambil jalur Trans Sulawesi, Bulukumba-Sinjai.
Nahas, mobil yang dikemudikan oleh Massiara menabrak gerbang yang membuatnya tewas di tempat.
"Sudah ditangani Polantas Bulukumba. Sedang korban sudah dibawa ke kampungnya di Bikeru," kata Kapolsek Bulukumpa Iptu Budiawan.
Massiara sempat dilarikan ke Puskesmas Bulukumpa untuk mendapatkan penanganan medis. Namun nyawanya tak bisa diselamatkan.
Rencananya Massiara akan dikebumikan siang nanti di Bontopedda, Kecamatan Sinjai Selatan.
Toko Agama di Sinjai Selatan
Massiara adalah salah seorang tokoh agama yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah dan Plt Imam Desa Puncak.
Selain sebagai pensiunan guru, ia juga sebagai tokoh agama di Kecamatan Sinjai Selatan.
Massiara yang memiliki 14 orang anak, menjadi teladan di pelosok Sinjai mensyiarkan Islam.
Ke 14 anaknya ada sebagai hafiz, dan guru di Kabupaten Sinjai hingga di Makassar.
Ia juga banyak mendorong lomba-lomba Musabaqah Tilawatil Quran di tingkat desa-desa di Kecamatan Sinjai Selatan.
Sehingga dinamai sebagai tokoh agama di kecamatan yang berpenduduk 30 ribu jiwa lebih itu. (*)