Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Legenda PSM

Ingat Rahman Usman? Supersub PSM Makassar di Ligina 1996 & Final 2000, Begini Aktivitasnya Sekarang

Dua momen penting saat menjadi supersub dilakoni Rahman Usman saat memperkuat PSM Makassar babak semifinal Ligina 1996 dan laga Final Ligina 2000.

Editor: Arif Fuddin Usman
dok tribun timur
Mantan Striker PSM Rahman Usman (tengah) bersama Mantan kiper PSM Ansar Abdullah (kiri) dan putranya Al Furkan Rahman di sela latihan tim PON Sulsel untuk PraPON 2020 di Stadion Mattoanging, Desember 2019. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bagi Anda penggemar atau suporter PSM Makassar era 90-an dan 2000-an, tentu ingat nama striker Rahman Usman.

Sosok Rahman Usman tak lain adalah penyerang pengganti yang kerap memberi sumbangsih gol kemenangan bagi PSM di era-nya.

Dua momen penting saat menjadi supersub dilakoni Rahman Usman saat memperkuat PSM Makassar babak semifinal Ligina 1996 dan laga Final Ligina 2000.

Lantas bagaimana kondisinya setelah lebih 20 tahun pensiun dari bermain bola? Begini aktivitasnya sekarang ini.

Rahman Usman layak dikatakan legenda PSM. Dan meski telah pensiun, namun Ia masih tetap dekat dengan dunia sepak bola.

Rahman Usman diketahui kini mendidik anaknya yang berusia 18 tahun untuk menjadi pesepakbola profesional.

Anak keduanya, bernama Al Furkan Rahman ikut berlaga di Pra PON 2019. Bahkan dalam laga pra PON, Rahman Usman ikut mendampingi putranya.

Kurniawan Dwi Yulianto dan Ortizan Solossa merangkul Rahman Usman usai mencetak gol kemenangan di final Liga Indonesia 2000 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, tahun 2000.
Kurniawan Dwi Yulianto dan Ortizan Solossa merangkul Rahman Usman usai mencetak gol kemenangan di final Liga Indonesia 2000 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, tahun 2000. (dok psm makassar)

"Setelah pensiun masih banyak aktivitas di sepakbola. Belajar-belajar menjadi pelatih," ujar Rahman Usman beberapa waktu lalu.

Menurut Al Furkan Rahman, sang ayah mendidiknya dengan sangat disiplin.

Bukan hanya soal main bola namun juga di kehidupan sehari-hari.

"Kalau Bapak itu sangat disiplin, kalau salat subuh tidak dilaksanakan, tidak usah main bola," ujarnya.

"Jadi dia (Rahman Usman) selalu mengingatkan kalau kewajiban dalam agama diutamakan," ucap Al Furkan Rahman.

Bagian Skuad Tim Juara

Rahman Usman menjadi bagian dari skuad yang mengantar PSM menjuarai Liga Indonesia untuk kali pertama sejak penyatuan Perserikatan dan Galatama, tepatnya di musim 1999-2000.

Bahkan di partai final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 23 Juli 2000 silam, Rahman Usman menjadi salah satu penentu kemenangan Pasukan Ramang.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved