Unismuh
Lewat Renstra, Unismuh Susun Strategi Bersaing dengan Perguruan Tinggi
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, menyusun strategi bersaing dengan perguruan tinggi yang lain.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, menyusun strategi bersaing dengan perguruan tinggi yang lain.
Lewat Rencana Strategis (Renstra) Unismuh Makassar merumuskan kegiatan-kegiatan hingga targetnya.
Ketua Badan Perencanaan, Pengawasan, dan IT (Bapepan IT) Unismuh Makassar, Khaeruddin mengatakan, ada 3 issu yang menjadi rujukan dalam perumusan Renstra tersebut.
Pertama, isu akreditasi, pemeringkatan, serta indikator kinerja utama Unismuh Makassar.
Khaeruddin juga mengulas tentang indikator keberhasilan lulusan maupun dosen.
"Dilihat dari pekerjaannya (apakah sudah bekerja atau tidak), melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, dan lulusan yang terjun ke dunia wirausaha," ucap Khaeruddin dalam acara review Renstra Unismuh Makassar lewat rilis yang diterima Tribun-timur.com, Sabtu (26/6/2021) siang.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh, Prof Gagaring Pagalung menyampaikan, renstra merupakan dasar dalam bekerja bagi segenap civitas akademika Unismuh Makassar.
Renstra ini diharapkan selesai sebelum pelaksanaan rapat kerja Unismuh, Agustus mendatang.
"Renstra akan menjadi rujukan dalam merumuskan program kerja bagi Pimpinan Universitas, Fakultas, hingga Prodi, termasuk dalam perencanaan anggaran," jelas Gagaring Pagulung.
Review renstra Unismuh Makassar ini dihadiri oleh Guru Besar Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Achmad Nurmandi.
Achmad Nurmandi mengingatkan civitas akademika tentang peta persaingan antar perguruan tinggi.
"Pesaing kita sudah berlari kencang, sementara kita lama tertidur. Atau mungkin kita merasa sibuk sendiri, tapi tidak jelas apa yang telah kita capai, karena kita bekerja tanpa ukuran," ungkapnya.
Dalam perumusan Renstra, kata Nurmandi, harus berangkat dari baseline kita saat ini.
"Misalnya berapa banyak SDM Dosen kita yang telah berpendidikan doktor. Berapa dokumen artikel Scopus yang telah dihasilkan dosen-dosen Unismuh yang jumlahnya sekitar 650 orang itu," terang Nurmandi.
Unismuh harus menetapkan target pencapaian yang melampaui indikator Akreditasi Perguruan Tinggi.
"Selain itu, indikator daya saing internasional mesti dimasukkan ke dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi," jelas Nurmandi. (*)