Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PLN

Intip Sejarah PLTA Tertua di Pulau Sulawesi

Ternyata banyak pembangkit listrik milik PLN yang usianya jauh lebih tua dari kemerdekaan Republik Indonesia.

Editor: Suryana Anas
PLN
PLTA Tonsealama, terletak di desa Tonsealama Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. Pembangunan PLTA Tonsealama Unit I dirintis oleh Pemerintah Belanda semasa masih berkuasa di Indonesia yakni sekitar tahun 1917. 

MANADO - Hampir 76 tahun Perjalanan PT PLN (Persero) berperan dalam melistriki negeri, saat ini rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai angka 99.2 %.

Tapi tahukah anda ternyata ada banyak pembangkit listrik milik PLN yang usianya jauh lebih tua dari kemerdekaan Republik Indonesia, salah satunya adalah PLTA Tonsealama.

PLTA Tonsealama merupakah salah satu Pembangkit listrik tertua di Pulau Sulawesi yang terletak di desa Tonsealama Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa.

PLTA Tonsealama memiliki sejarah yang panjang bagi kelistrikan negeri ini, pembangunan PLTA Tonsealama Unit I dirintis oleh Pemerintah Belanda semasa masih berkuasa di Indonesia yakni sekitar tahun 1917.

Setelah Jepang merebut kekuasaan Belanda, proyek pembangunan PLTA Tonsealama diteruskan oleh Pemerintah Jepang (sekitar tahun 1942 - 1945) yang dilanjutkan dengan membuat Bendungan, Terowongan, pemasangan Pipa Pesat serta mendatangkan Turbin dan Generator.

Pada tahun 1945 pembangunan PLTA Tonsealama sempat terbengkalai menyusul berakhirnya penjajahan Jepang di Indonesia,

namun setelah itu penjajahan Belanda kembali masuk ke daerah Sulawesi Utara dan melanjutkan pembangunan PLTA Tonsealama yaitu dengan melakukan Pembangunan bagian atas Rumah Pembangkit Daya (Power House) sekaligus pemasangan Turbin dan Generator serta kelengkapan - kelengkapan lainnya.

Dengan dideklarasikannya Kedaulatan Republik Indonesia dan berakhirnya Pendudukan Belanda maka pengelolaan PLTA Tonsealama secara resmi diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia.

PLTA Tonsealama menggunakan potensi air yang bersumber dari Danau Tondano yang memiliki luas sekitar 40 Km2 dan luas daerah penangkap hujan 200 Km2.

Air tersebut mengalir melalui Sungai Tondano yang dibendung untuk mengalirkan air ke Rumah Pembangkit Daya (Power House) melalui terowongan dengan panjang 528 meter yang selanjutnya disalurkan melalui 2 buah Pipa Pesat (Penstock) masing - masing berdiameter 1.5 dan 2 m.

Nah menariknya di PLTA Tonsealama terdapat Museum Photo yang menyajikan foto-foto sejarah pembangunan PLTA Tonsealama dari jaman penjajahan Belanda hingga Jepang, pada beberapa titik juga masih terdapat sisa bekas lubang-lubang peluru.

Hingga saat ini PLTA Tonsealama masih beroperasi dan memproduksi energi listrik bagi sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved