DPRD Sulsel
Pukul Meja Saat Berdebat dengan Arfandi Idris, Syahruddin Alrif; Tak Ada Saya Takuti di Sini
Suasana rapat intern DPRD Sulsel memanas, Rabu (22/6/2021) siang.Rapat sempat diwarnai interupsi hingga nyaris berakhir adu jotos.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Suasana rapat intern DPRD Sulsel memanas, Rabu (22/6/2021) siang.
Rapat sempat diwarnai interupsi hingga nyaris berakhir adu jotos.
Rapat berlangsung di lantai 9 Gedung Tower DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo Kota Makassar.
"Tak ada yang saya takuti di sini," kata Wakil Ketua DPRD Sulsel Syahruddin Alrif.
Legislator Fraksi Partai Nasdem itu nyaris adu jotos dengan legislator Fraksi Partai Golkar Arfandy Idris.
Syahar naik pitam setelah menutup rapat. Rapat yang dipimpinnya beberapa kali diwarnai interupsi oleh Arfandy Idris.
"Tidak bagus begitu bos. Ada tempatnya (kalau mau berdebat). Saya hargaiki sebagai senior," sambil menunjuk ke arah Arfandy dan memukul meja.
"Tidak. Ini kan ada kode etik yang kita bahas," timpal Arfandy sembari berjalan menuju Syahar.
Beruntung ketegangan tidak berlanjut setelah dua koleganya datang menenangkan Syahar.
Anggota fraksi Demokrat, Andi Januar Jaury bersama anggota fraksi PKB Fauzi Andi Wawo mencoba menenangkan Syahar.
Arfandy juga mendekati Syahar lalu merangkulnya. Syahar kemudian meninggalkan ruangan dan pergi.
Agenda rapat adalah membahas Ranperda bantuan hukum bagi orang miskin, dan Ranperda kode etik tata cara badan kehormatan.
Rapat yang dipimpin Syahruddin Alrif memanas dan berlangsung alot.
Sejumlah anggota DPRD melayangkan interupsi kepada Syahar karena menambahkan agenda lain.
Salah satu yang protes adalah Arfandy Idris.
Arfandy Idris memprotes tambahan agenda peluncuran aplikasi E-Aspirasi karena dianggap tidak masuk agenda rapat paripurna internal.
Dengan nada suara meninggi, Arfandy meminta Syaharuddin Alrif menutup rapat tanpa menyisipkan tambahan agenda peluncuran aplikasi E-Aspirasi itu.
"Ini tidak masuk dalam agenda. Tutup itu, tutup," protes Arfandy kepada Syahar dengan nada meninggi.
Selain Arfandy legislator Fraksi Partai Demokrat Selle KS Dalle juga melayangkan interupsi kepada Syaharuddin Alrif.
Selle menyarankan sidang ditutup terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan agenda tambahan peluncuran aplikasi E-Aspirasi.
Menurutnya, peluncuran aplikasi E-Aspirasi tidak masuk dalam agenda sidang pembahasan dua ranperda tersebut.
"Ini soal kode etik. Sebaiknya rapat ini ditutup dulu, lalu meminta anggota dewan untuk tidak meninggalkan ruangan ini," kata Selle kepada peserta rapat.
Meski demikian, Syaharuddin Alrif juga mendapat pembelaan peserta rapat lainnya dan Pongtasik legislator Fraksi PDI Perjuangan.
Ia berpendapat tidak apa-apa rapat paripurna ditambahkan peluncuran E-Aspirasi sebelum ditutup.
Menurutnya, Syahar sebagai pimpinan sudah menyampaikan di awal rapat soal peluncuran E-Aspirasi.
Akan tetapi Arfandy kembali melayangkan protes. Lagi-lagi ia menyatakan penolakannya jika rapat paripurna intern diakhiri dengan peluncuran E-Aspirasi.
"Ini kan bukan forumnya," ujar Arfandy.
Syahar rupanya memilih tetap meluncurkan aplikasi E-Aspirasi meski mendapat protes dari Arfandy Idris.
Ia beralasan, aplikasi yang diluncurkan tersebut demi kebaikan DPRD Sulsel.
"Sudah saya bacakan dari tadi. Aplikasi E-Aspirasi ini dari Kasubag dan sudah lama. Ini harus disosialisasikan baik untuk kelompok dan organisasi," kata Syahar sebelum menutup rapat intern.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95