Woman Talk
Jadi Komisioner KPU, Misnah M Attas Mengaku Diperjuangkan Kelompok Perempuan
Jadi Komisioner KPU, Misnah M Attas Mengaku Diperjuangkan Kelompok Perempuan
Penulis: Siti Aminah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komisioner KPU Sulsel, Misnah M Attas mengaku diperjuangkan oleh kaum perempuan untuk menjadi bagian dari KPU.
"Saya memilih meneruskan jadi anggota KPU karena saya merasa saya diperjuangkan oleh kelompok perempuan. Teman-teman gerakan perempuan memberikan support begitu besar," ucap Misnah M Attas saat jadi pembicara di Women Talk yang diselenggarakan Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP), Selasa (15/6/2021).
Lewat dukungan tersebut, ia mendapat kekuatan untuk tetap bertahan menjadi ketua KPU Makassar kala itu, pada tahun 2018.
Saat mahasiswa, Misnah memang aktif berorganisasi, termasuk andil di gerakan-gerakan perempuan.
Itulah yang mempengaruhi pilihannya saat dihadapkan dengan dua pekerjaan, antara jadi CPNS dan tetap berkecimpung di dunia pemilu.
"Saya tidak mau dianggap karena saya perempuan sehingga mencari pilihan (CPNS) yang aman," tegasnya.
Baginya, menjadi bagian dari KPU menjadi salah satu tantangan.
Sekaligus memberikan pembuktian bahwa bukan karena jenis kelamin, laki-laki atau perempuan tapi semua memiki potensi yang sama untuk bekerja di bidang apapun.
"Bukan karena jenis kelamin, laki-laki perempuan tapi semua memiki potensi yang sama bekerja di bidang apapun," jelasnya.
Bekerja di KPU tidak mudah. Menurutnya, butuh energi yang ekstra. Apalagi, menjelang pemilu, kondisi fisik harus dipersiapkan.
Namun, alasan itu tak menyurutkan niat para perempuan untuk bergabung menjadi panitia penyelenggara pemilu.
Dari waktu ke waktu, semakin banyak pula perempuan yang bergabung untuk menyukseskan gelaran politik.
"Kalau membandingkan peminat orang mau bekerja di KPU perempuan banyak, apalagi di daerah penyelenggara adhoc kita seringkali mendapati ada sebuah desa atau kelurahan ada PPK yang anggota nya perempuan dan mereka bisa mengerjakan tugasnya," paparnya.
Sebelum perhelatan pemilu digelar, para anggota KPU sudah melakukan persiapan dua tahun sebelum hari pemungutan suara.
Ia menepis pikiran-pikiran luar yang menganggap SDM KPU baru bergerak menjelang pemilu.
Bahkan pasca Pilkada 2020 lalu, Misnah mengaku belum istrahat penuh.
"Jangan membayangkan hari pemungutan saja, kita bekerja sampai malam itu tidak. Rasa-rasanya belum ada istirahat, sampai saat ini kami bekerja dan memastikan pekerjaan memenuhi standar," sebutnya.
"Pekerjaan ini saya jalani dengan rasa nyaman dan dijiwai, ada kebahagiaan tersendiri menyelesaikan pemilu. Kalau saya tidak cinta pekerja tidak mungkin sampai saat ini saya di KPU," tuturnya.(*)