Gelar Kehormatan
Megawati Soekarnoputri Segera Bergelar Profesor, Apa Saja Prestasinya?
Pengukuhan gelar itu akan dilakukan pada sidang senat terbuka yang bakal digelar pada Jumat (11/6) mendatang.
TRIBUNTIMUR.COM - Universitas Pertahanan RI (Unhan) akan menganugerahi gelar Profesor Kehormatan dengan status Guru Besar Tidak Tetap untuk Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Pengukuhan gelar itu akan dilakukan pada sidang senat terbuka yang bakal digelar pada Jumat (11/6) mendatang.
”Pada hari Jumat (11/6/2021) akan dilakukan sidang senat terbuka Universitas Pertahanan RI dalam rangka pengukuhan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Unhan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri,” jelas Rektor Unhan Laksamana Madya Amarulla Octavian dalam keterangan resminya, Selasa (8/6).
Amarulla mengatakan sidang senat akademik Unhan RI telah menerima hasil penilaian Dewan Guru Besar Unhan atas seluruh karya ilmiah Megawati.
Hal tersebut sebagai syarat pengukuhan menjadi Profesor Kehormatan. Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, serta sejumlah menteri kabinet, dijadwalkan hadir di acara pengukuhan gelar profesor kehormatan itu.
Megawati bukan orang pertama yang menerima gelar kehormatan dari Unhan. Sebelumnya, Unhan juga pernah menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) Ilmu Pertahanan bidang Perang Semesta kepada Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu di Aula Merah Putih, Unhan, Kawasan IPSC Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/5).
Amarulla menjelaskan alasan pemberian gelar kehormatan untuk Megawati tidak terlepas dari kepemimpinan Presiden ke-5 RI itu dalam menghadapi konflik dan krisis multi dimensi di era pemerintahannya. Diketahui, Megawati memimpin Indonesia pada periode 2001-2004 lalu.
"Unhan RI mencatat keberhasilan Megawati saat di pemerintahan dalam menuntaskan konflik sosial seperti penyelesaian konflik Ambon, penyelesaian konflik Poso, pemulihan pariwisata pasca bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia," kata dia.
Peran ini, kata dia, juga diakui oleh para menteri Kabinet Gotong Royong yang berada di bawahnya. "Ibu Megawati menjadi presiden pertama perempuan di negara kita. Di era Ibu Megawati pertama kalinya diselenggarakan Pemilihan Umum Legislatif dan Presidensial secara langsung," lanjut dia.
Jumat nanti, sebelum menerima gelar, Megawati terlebih dulu bakal memberikan orasi ilmiah. Megawati akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Kepemimpinan Strategis Pada Masa Kritis".
Amarulla menyebut sejumlah guru besar dari dalam dan luar negeri turut menjadi promotor Megawati menjadi Profesor Kehormatan.
Beberapa guru besar dari dalam negeri yang memberikan rekomendasi akademik berasal dari beberapa Perguruan Tinggi Negeri papan atas. Sedangkan guru besar dari luar negeri berasal dari Jepang, Cina, Korea Selatan dan Perancis.
Terkait penganugerahan gelar yang akan diterima Megawati itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya bangga dengan gelar yang akan diberikan kepada Megawati itu.
Ia menyebut di bawah kepemimpinan Megawati, Indonesia mampu menghadapi dan keluar dari krisis multidimensi serta mendapat pengakuan dari dalam dan luar negeri.
"Kepemimpinan Ibu Megawati sangat kuat dan penuh tanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Ibu Megawati diakui mampu membawa Indonesia keluar dari krisis multidimensi dan mendapat pengakuan dari dalam dan luar negeri," kata Hasto dalam keterangannya, Selasa (7/6/2021).
"Selain itu, kepemimpinan Bu Mega juga menghadirkan rekonsiliasi nasional, tidak ada dendam terhadap masa lalu, dan melarang untuk menghujat Pak Harto karena kesadaran pentingnya melihat masa depan. Atas kiprah kepemimpinannya selama ini, Ibu Megawati tercatat telah menerima sembilan gelar Doktor Honoris Causa dari dalam dan luar negeri,” lanjut dia.
Hasto menuturkan Megawati juga memiliki jejak kepemimpinan yang kuat dimulai sejak menjadi anggota MPR/DPR RI, Wakil Presiden RI hingga Presiden perempuan pertama di Indonesia. Selain itu, era pemerintahan Megawati melahirkan sejumlah lembaga negara seperti Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Ibu Megawati telah meletakkan pondasi yang kuat bagi tata negara dan tata pemerintahan dengan tradisi demokrasi yang baik. Pemilu di bawah kepemimpinan beliau, anggaran sangat efektif dan dikenal sangat demokratis,” ucap Hasto.
Hasto menambahkan, Megawati juga memimpin PDIP sejak era Orde Baru yang penuh penindasan yang puncaknya peristiwa 27 Juli 1996. Kemudian, Megawati mengantarkan PDIP sebagai partai pemenang pemilu dan berhasil mengantarkan kadernya Jokowi, pemimpin negara 2 periode.
Sehingga, ia yakin Unhan sudah melakukan kajian sebelum memberikan gelar kepada Megawati. "Kami meyakini rencana Unhan memberi gelar profesor kehormatan kepada Ibu Megawati tidaklah mendadak tapi telah melakukan kajian sejak lama termasuk berbagai karya ilmiah dan pidato Ibu Megawati baik di dalam maupun di luar negeri," kata Hasto.(*)